Minggu, 21 September 2008

Pacaran Sehat biar aman

Remaja mengalami perubahan fisik dan psikis pada masa-masa yang dilaluinya, dimana remaja ingin mencoba karena terdorong rasa ingin tahu mereka yang tinggi, celakanya remaja ketika ingin mencoba hal baru tanpa dibekali suatu informasi yang oke, atau mereka hanya mengerti setengah-setengah mereka akan terjebak oleh apa yang mereka putuskan sendiri. Dimana pada saat ini remaja belum bisa mengambil keputusan, karena semua keputusan yang mereka ambil merupakan cerminan pencarian identitas diri mereka, yang masih mengagungkan egoisme remaja, merasa diri yang paling benar, dan beranggapan yang lain salah, sehingga hanya satu dua remaja saja yang mau menjalankan masukan dari orangtua.
Remaja memiliki banyak waktu senggang diantara jam kuliah atau pulang sekolah ataupun antara kuliah, remaja belum memiliki orietasi materi karena kehidupannya masih serba ditanggung oleh orangtunaya, jadi tidak ada hal penting yang terlalu membebani pikiran remaja, sehingga disinilah mulai muncul masa pacaran yang didalamnya terkait perilaku seks untuk mengisi waktu senggang mereka, dan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan perilaku seks yang tidak sehat, tantangan bagi kita disini bagaimana perilaku seks yang aman buat remaja.
Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul oleh karena dorongan seksual. Perilaku seksual bermacam-macam mulai dari bergandengan tangan, pelukan, kissing necking, petting, licking dan sampai berhubungan seksual. Dan perilaku seksual bisa diibaratkan seperti bola salju yang sekali dilepaskan dari atas bukit akan semakin membesar terus dan susah untuk dihentikan. Begitulah fenomena yang terjadi pada remaja saat ini, pacaran dimulai dengan perilaku seksual yang sederhana seperti pegangan tangan sampai pada yang kompleks seperti ML kebanyakan tidak disadari mereka. Ibarat ketika perilaku pegangan tangan sudah tidak bias mentoleransi gaya pacaran mereka, mereka akan berlanjut ke perilaku ciuman dan tidak mustahil mereka baru menyadari jika mereka sudah ML. Tidak jarang kasus HIV/AIDS terjadi pada remaja oleh karena perilaku seksual yang bebas. Ironis memang apa yang terjadi pada remaja kini, mereka tidak sadar apa yang mereka lakukan dan resikonya kelak. Padahal pacaran adalah suatu proses pengenalan karakter yang berbeda-beda, dan hanya saja proses pendekatan untuk pengenalan karakter ini mereka rasa harus melalui tahapan perilaku seks yang tidak aman yang bagi mereka ini berarti rasa saling percaya. Perlu diingat remaja belum siap untuk membangun rumah tangga dan belum siap untuk menerima kehamilan.
Sebelum terjadi gumpalan bola salju yang semakin besar, remaja harus menyadari dulu fenomena ini dan memiliki gaya pacaran yang sehat seperti pacaran pas foto dapat dipertimbangkan, karena disini remaja dianjurkan untuk menstop perilaku seksual sampai pada daerah badan sebatas pas foto dan menyadari pula konsekuensinya jika lebih dari itu, pacaran sekali lagi adalah pengenalan karakter yang pasti akan selalu terjadi fenomena putus pacar, dan pacaran tidak selalu berakhir pada pernikahan, oke kalau pacar kita yang benar-benar akan menikahi kita, jika tidak?. Cinta monyet, cinta yang hanya sesaat, jangan percaya rayuan gombal. Pacaran sehat dijamin merupakan jurus ampuh untuk menandingi perilaku seks bebas remaja dan sekaligus mencegah timbulnya infeksi baru virus HIV/AIDS yang ditularkan lewat hubungan seks, remaja sangat beresiko dan sangat potensial untuk mencegahnya. Sudah siap belum mengamalkan gaya pacaran sehat?

(sumber: http://remajabali।wordpress.com)

Jumat, 19 September 2008

Sejarah Keuskupan Agung Semarang

Sejarah Singkat Keuskupan Agung SemarangPada tanggal 7 Agustus 1806 Raja Lodewijk Napoleon mengumumkan undang-undang kebebasan beragama। Akibatnya, Gereja Katolik di Indonesia, yang dilarang sejak tahun 1621, dapat berkembang lagi. Pada tahun 1807 mulailah lembaran baru dalam sejarah Gereja, ketika wilayah Hindia Belanda menjadi satu kesatuan dalam Gereja Katolik, yaitu Prefektur Apostolik Batavia. Dua imam sekulir dari Negeri Belanda tiba di Jakarta pada tanggal 4 April 1808 sebagai misionaris pertama. Pastor Jacobus Nelissen menjadi pemimpin pertama misi, yang meliputi seluruh Nusantara, dan beliau berkediaman di Jakarta. Selama 50 tahun berikutnya, 31 imam sekulir mengikuti jejak langkah kelompok kecil misionaris pertama itu. Di antara mereka adalah Pastor C.J.H. Franssen yang ditugaskan di Ambarawa. Pada tahun 1859 dua imam Yesuit tiba di Jakarta untuk membantu para imam sekulir itu. Selama masa jabatan Mgr. A.C. Classens (1874-1893), hanya dua imam sekulir saja bertahan. Akan tetapi, sementara itu 57 imam Yesuit berdatangan. Dengan demikian, praktis seluruh karya pastoral Gereja ditangani oleh imam Yesuit. Pada tahun 1893, ketika pastor W.J. Staal, SJ ditugaskan menjadi Vikaris Apostolik, tanggungjawab evangelisasi di Indonesia secara kanonik dialihkan dari imam sekulir kepada Serikat Yesus. Pada tahun 1842 Prefektur Apostolik Batavia ditingkatkan menjadi Vikariat. Pada tahun 1866 Vikariat Apostolik Batavia dibagi menjadi 8 stasi: Batavia, Semarang, Ambarawa, Yogyakarta, Surabaya, Larantuka, Maumere dan Padang. Pada tahun 1903, seorang guru Kerasulan dan 4 orang kepala desa dari pegunungan wilayah Kalibawang berkunjung pada Rama van Lith. Empat orang ini dibaptis pada tanggal 20 Mei 1904. Dan kemudian, 171 orang menyusul dibaptis oleh Rama van Lith pada tanggal 14 Desember 1904 di Sendangsono. Peristiwa tersebut di luar harapan Rama van Lith. Mgr. Luypen dan pembesar SJ menafsirkan bahwa peristiwa pembaptisan tersebut sebagai tanda yang jelas bahwa metode Rama van Lith menghasilkan buah. Sementara itu pada tanggal 27 Mei 1899, Rama Hoevenaars SJ, teman seperjalanan Rama van Lith dari Eropa ditugaskan di Mendut. Ia berpendapat bahwa misi harus langsung mengarahkan kegiatan-kegiatannya pada rakyat kelas bawah. Ia berhasil juga. Dalam jangka waktu setengah tahun setibanya di Indonesia, telah dibaptis 62 orang Jawa. Pada akhir tahun 1903 jumlah orang Katolik di stasi Mendut lebih kurang 300 orang. Kedua metode tersebut dipraktikkan dan dipertahankan oleh kedua misionaris pertama itu. Pada tanggal 27 Juni 1905 Rama Hovenaars dipindahkan ke Cirebon. Beberapa tahun sesudahnya, ketika ia ditugaskan di Surakarta, ia mengakui keunggulan kebijakan Rama van Lith dan mengikuti jejaknya. Terutama wilayah sekitar Surakarta dan Yogyakarta terbukti menjadi tanah subur bagi benih-benih firman Allah. Sampai sekarang mayoritas umat Katolik Keuskupan Agung Semarang tinggal di wilayah tersebut. Di situlah terdapat pengaruh kuat dari keraton Surakarta dan Yogyakarta, bersamaan dengan nilai budaya tradisional yang telah berakar sangat dalam di hati dan sikap hidup masyarakat. Nilai-nilai budaya tersebut tidak menjadi ancaman atau diganti dengan agama Katolik. Karena alasan itulah, proses inkulturasi, yang telah dirintis oleh Rama van Lith, mengutamakan perlunya bahasa Jawa. Bahasa tidaklah sekedar sarana komunikasi, tetapi juga kristalisasi jiwa masyarakat dalam memandang dunia dan manusia secara khas Jawa. Di Muntilan Rama van Lith adalah pastor pertama yang dapat berkomunikasi dengan masyarakat Jawa dalam bahasa Jawa. Ia menterjemahkan doa Bapa kami dalam bahasa Jawa. Rama van Lith berhasrat memberi kaum muda Jawa, pria dan wanita, suatu pendidikan yang bermutu tinggi, yang membuat mereka mampu memiliki posisi penting dalam masyarakat. Maka diselenggarakan pendidikan Kristiani, agar mereka menjadi benih-benih kerasulan yang dapat tumbuh dan berbuah di kemudian hari. Pada tanggal 14 Januari 1908 Tarekat Suster Fransiskan mendirikan sekolah ketrampilan khusus untuk gadis-gadis Jawa di Mendut. Peristiwa sangat penting di Keuskupan Agung Semarang adalah didirikannya Seminari Menengah. Tiga dari enam calon generasi pertama dari tahun 1911-1914 ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1926 dan 1928, yaitu Rama F.X.Satiman, SJ, A. Djajasepoetra, SJ, dan Alb. Soegijapranta, SJ. Pada tahun 1915 Rama van Driessche, SJ (1875-1934) merintis karyanya di antara orang-orang Jawa di Yogyakarta dengan bantuan seorang katekis. Karya misi sungguh didukung dan dikembangkan oleh Tarekat Bruder FIC. Lima Bruder pertama datang dari Negeri Belanda di Yogyakarta pada bulan September 1920. Langsung saja mereka ditugaskan untuk mengajar di HIS. Kedatangan Bruder-Bruder berikutnya mampu memekarkan karya mereka di kota-kota lain seperti Muntilan (1921), Surakarta (1926), Ambarawa (1928) dan Semarang (1934). Pada bulan Januari 1922, Percetakan Kanisius mulai beroperasi dan dipercayakan kepada Tarekat Bruder FIC. Rama Strater, SJ mendirikan Perhimpunan Wanita Katolik pada tanggal 9 September 1923. Berdirinya Organisasi Partai Politik Katolik pada bulan Agustus 1923 menjadi bukti perkembangan Gereja dan keberanian orang-orang Katolik dengan pusatnya di Yogyakarta. Disebabkan oleh perbedaan situasi antara Jawa Barat/Batavia dan Jawa Tengah, dan demi berkembangnya Gereja, pada tanggal 1 Agustus 1940 didirikanlah Vikariat Apostolik Semarang. Paus Pius XII menetapkan Rama Albertus Soegijapranata SJ menjadi Vikaris Apostolik. Ia menjadi uskup pribumi Indonesia pertama. Peristiwa tragis menimpa dua orang hamba Tuhan, Rama Richardus Kardis Sandjaja, Pr. dan Frater Hermanus Bouwens, SJ. Pada tanggal 20 Desember 1948 mereka dibunuh di dusun Kembaran dekat Muntilan. Peristiwa itu berkaitan dengan penyerangan pasukan Belanda di Semarang yang berlanjut ke Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948, yang biasa disebut dengan clash kedua. Mgr. Albertus Soegijapranata SJ wafat pada tahun 1963, dan dimakamkan di makam Pahlawan Giri Tunggal, Semarang, sebagai Pahlawan Nasional. Mgr. Justinus Darmojuwono, Uskup kedua (1964-1981), diangkat menjadi Kardinal pertama di Indonesia (26 Juni 1967). Agar karya pastoral semakin berbuah, pada tahun 1967 Kardinal Justinus Darmajuwono mendirikan 4 Vikariat Episkopalis di Keuskupan Agung Semarang, yaitu Semarang, Kedu, Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Bapak Kardinal Justinus Darmojuwono wafat pada tanggal 3 Februari 1994, dan dimakamkan di Makam Muntilan. Mgr. Julius Darmaatmadja, SJ, penggantinya memimpin Keuskupan Agung Semarang (1984-1996). Mgr. Julius mengembangkan karya pastoral berdasarkan Arah Dasar Keuskupan untuk periode lima tahunan (1984-1990; 1990-1995; 1996-2000). Beliau kemudian juga diangkat menjadi Kardinal, dan kemudian dipindahtugaskan ke Jakarta menjadi Uskup Agung Jakarta. Mgr. Suharyo (1997-sekarang) terus mengembangkan karya pastoral dengan mengumatkan Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang untuk periode 2001-2005. Berinspirasikan ajaran Konsili Vatikan II Mgr. Suharyo mendorong Gereja Katolik mewujudkan diri menjadi persekutuan paguyuban-paguyuban yang hidup, tempat orang-orang beriman menghayati Gereja sebagai peristiwa iman

DARI WWW.KASEMARANG.COM

di posting oleh Cah Temanggung

PENDIDIKAN IMAN ANAK DALAM KELUARGA


PENDAHULUAN
Suami-isteri adalah sepasang pria dan wanita yang telah disatukan oleh Allah, sehingga mereka “tidak lagi dua melainkan satu” (Mat 19). Maka mereka berdua merupakan satu pasangan yang berkenan pada Allah dan terhormat di mata masyarakat. Bila perkawinan mereka itu sah dan dilakukan oleh dua orang yang telah dibaptis secara sah pula, maka perkawinan tersebut bahkan merupakan sebuah sakramen, sebuah tanda dan sarana rahmat, sebuah lambang dari “perkawinan suci” antara Kristus dan jemaatNya (Ef 5).
Kepada mereka berdua itulah Allah menyerahkan anak, sebagai sebuah “titipan” dariNya. Sebagai “titipan” Allah, dan sekaligus juga sebagai citra Allah, setiap anak haruslah sepenuh-penuhnya mereka hargai, mereka cintai, mereka asuh, dan mereka didik, sehingga kelak di kemudian hari ia mampu dan berhasil mengasihi Allah dan sesamanya. Allah menghendaki bahwa keluarga menjadi tempat utama bagi lahir dan tumbuh kembang setiap anak. Beliau juga menghendaki bahwa keluarga menjadi tempat pertama untuk pendidikan anak, sebelum ia dididik lebih lanjut di sekolah dan di tempat-tempat yang lain.
Dalam rangka itu, kepada anak mereka, kedua orang tua diharap mau dan mampu memberi teladan dan ajaran tentang kebaikan dan kebenaran. Dalam bukunya yang berjudul “How to raise children for Christ” Andrew Murray menulis : “Kekuatan dalam mendidik anak tidak terletak pada perkataan atau pengajaran kita, melainkan pada kepribadian dan tindakan kita, tidak pada ... pengajaran yang ideal ... melainkan pada hidup kita ... , tidak pada harapan atau teori, melainkan pada kemauan dan kehidupan nyata kita”.
BAGIAN I : PENDIDIKAN ANAK SECARA UMUM
Yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha orang-orang dewasa untuk membantu anak-anak muda, dalam memperkembangkan kepribadian mereka.
Usaha tersebut menyangkut berbagai bidang, karena kepribadian setiap anak mempunyai berbagai dimensi, yakni : dimensi fisik, dimensi mental, dimensi moral, dimensi sosial, dan dimensi spiritual.
Karena kompleksnya kepribadian setiap anak, maka pendidikan anak merupakan suatu proses yang panjang dan menuntut perhatian orangtua pada berbagai hal. Hal-hal yang paling penting kiranya dapat dirumuskan secara singkat sebagai berikut berikut.
A. Pemberian Gizi yang Cukup
Jiwa yang sehat biasanya terdapat di dalam tubuh yang sehat pula. Bagaimana orangtua dapat membantu anak-anak mereka memiliki tubuh yang sehat? Dengan gizi yang cukup. Untuk menjamin kebutuhan gizi anak-anak selama tahun pertama, ibu mereka sebaiknya memberikan ASI (air susu ibu) se-segera mungkin. Belum ada pabrik susu lain yang dapat menandingi “pabrik” susu yang dibuat oleh Sang Pencipta sendiri. Selain memberikan gizi yang sehat dan lengkap, dengan memberi ASI, setiap ibu juga dapat membina komunikasi yang mesra dengan anak-anaknya.
B. Pemberian Teladan Hidup
Melahirkan anak-anak itu tidaklah terlalu sulit. Yang lebih sulit adalah membuat mereka menjadi orang-orang yang baik. Untuk itu, orangtua harus memberikan teladan hidup yang baik. Kalau orangtua ingin bahwa anak-anak mereka menjadi orang-orang yang rajin, ramah, dan saleh, mereka harus memberikan teladan kerajinan, keramahan dan kesalehan.
Tidak seorang pun dapat memberikan suatu hal yang tidak dipunyainya. Orangtua yang menginginkan anak-anak mereka menghargai sesama haruslah terlebih dahulu membuktikan bahwa mereka berdua saling menghargai dan juga menghargai anak-anak mereka.
C. Perhatian dan Kasih Sayang
Setiap orang membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang lain. Anak-anak pun membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Tetapi, tentang hal ini, haruslah disadari betul bahwa memperhatikan dan mengasihi tidaklah berarti memanjakan. Orangtua yang memanjakan anak-anak justru membuat mereka menjadi orang-orang yang “lembek” , orang-orang yang tidak memiliki “semangat juang”. Mereka tidak tahan banting dan mudah menyerah.
D. Suasana yang Demokratis
Pendidikan anak-anak sebaiknya berlangsung dalam suasana yang demokratis. Di sana ada komunikasi dua arah. Anak-anak tidak suka dididik dalam suasana komunikasi yang bersifat monolog, satu arah saja. Orangtua tidaklah serba tahu.
Dalam dialog itu, orang tua hendaknya menciptakan suasana yang membuat anak-anak berani mengemukakan pendapat dan mengungkapkan emosi mereka. Selain itu, anak-anak sebaiknya dibantu agar mereka siap mempertanggungjawabkan semua tindak-tanduk mereka
E. Latihan Bekerja
Banyak pekerjaan kecil-kecil dapat dipercayakan kepada anak-anak, agar mereka terlatih dan akhirnya mampu mencintai pekerjaan. Pekerjaan-pekerjaan itu sebaiknya dimulai dari yang sederhana saja, misalnya : membersihkan lantai, mencuci piring, mencuci pakaian, menyiram tanaman, merapikan tempat tidur, menyeterika, menyiapkan minuman teh atau kopi, menghidangkan suguhan untuk tamu, menanak nasi, dan sebagainya. Yang penting, latihan-latihan itu selalu didasarkan pada motivasi yang baik dan tepat.
F. Teguran yang Bijaksana
Bila anak-anak membuat kesalahan, orangtua hendaknya menegur secara tepat. Bila tidak, anak-anak itu mungkin menyangka bahwa yang mereka lakukan itu sudah benar. Meskipun demikian, orangtua juga perlu menggunakan cara yang tepat dalam menyampaikan teguran. Janganlah orangtua “mengumumkan” kesalahan anak-anak di depan teman-teman atau guru-guru mereka. Cara seperti itu menurunkan harga diri mereka. Sebagai reaksi, anak-anak itu mungkin tergoda untuk melawan orangtua. Kalau seorang anak melakukan kesalahan, salah satu dari kedua orang tua, yang lebih akrab dengan anak itulah yang sebaiknya menegur anak itu “di bawah empat mata”.
G. Perhatian pada “Tangki Cinta”
Masing-masing anak mempunyai semacam “tangki cinta”. Bila tangki itu terisi penuh, hidup anak itu berjalan aman dan lancar. Sebaliknya, bila tangki itu kosong, ia cenderung bersikap nakal dan memberontak. Tangki itu hanya dapat diisi oleh orang lain, tidak dapat diisinya sendiri. Maka, orang tualah yang pertama-tama harus mengisinya. Menurut beberapa ahli psikologi, ada lima macam “tangki cinta”, yang masing-masing dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut.
Ada anak yang merasa diberi perhatian bila ia menerima peneguhan atau dukungan dari orang tuanya, saudara-saudaranya, dan orang lain. Maka pintu masuk untuk menyatakan perhatian kepadanya adalah peneguhan dan dukungan. Dengan diberi peneguhan, tangki cintanya akan terisi. Hasilnya, anak itu akan mengatur dirinya sendiri dan mudah juga diatur orang lain.
Ada anak yang merasa diperhatikan bila ia dilayani atau ditolong. Dengan diberi pelayanan, tangki cintanya akan terisi. Hasilnya, hidupnya berjalan dengan baik. Sebaliknya, kalau ia tidak dilayani, tangki cintanya akan kosong. Akibatnya, ia cenderung bertindak melawan aturan.
Ada anak yang merasa diperhatikan bila ia didampingi. Dengan pendampingan, tangki cinta anak itu akan terisi. Pendampingan itu dapat dilakukan dengan berjalan-jalan bersama, bersenda-gurau, atau bertamasya bersama-sama. Hasilnya, hidup anak itu dapat berjalan dengan baik.
Ada anak yang merasa sangat diperhatikan bila ia diberi hadiah. Dengan diberi hadiah, tangki cinta anak itu akan terisi. Sebaliknya, ia merasa tidak diperhatikan bila ia tidak diberi hadiah. Akibatnya, ia berontak dan berulah, entah di rumah, entah di sekolah.
Ada anak yang merasa diperhatikan bila ia disentuh. Anak semacam itu merasa senang bila ia mendapatkan dari orang tuanya sentuhan-sentuhan fisik berupa pelukan, ciuman, tepukan-tepukan sayang di bahu, cubitan pada pipi dan sebagainya. Bila demikian, kebutuhan akan cintanya terpenuhi, tangki cintanya terisi.
H. Ke-disiplin-an
Salah satu penghasil keberhasilan adalah kedisiplinan. Orang yang hidup dengan disiplin lebih berpeluang meraih keberhasilan daripada orang yang hidup seenaknya. Kedisiplinan itu merupakan hasil dari berbagai latihan yang dilakukan secara teratur dan dalam waktu yang lama. Sayang, banyak orang tua – mungkin karena rasa sayangnya - tidak tekun menumbuhkan ke-disiplinan pada anak-anak mereka. Akibatnya : anak-anak itu hidup tidak teratur dan sulit mencapai keberhasilan.
I. Rahasia Keluarga
Pertengkaran orangtua di hadapan anak-anak menimbulkan rasa gelisah pada anak-anak. Bagi anak-anak, orangtua itu bagaikan tonggak-tonggak kokoh yang menyangga atap tempat mereka berlindung. Mereka adalah benteng yang kokoh, tempat anak-anak bersembunyi ketika ada kesulitan atau ancaman. Maka benteng itu dapat runtuh bila anak-anak melihat kedua orang tuanya bertengkar, atau bahkan saling menyerang.
J. Simpati dan Empati
Mendidik anak-anak tidaklah berarti hanya memberikan informasi mengenai hal-hal yang diwajibkan dan hal-hal yang dilarang, melainkan juga ber-simpati dan ber-empati pada anak-anak itu. Ber-simpati berarti menunjukkan perhatian dan penghargaan. Sedang ber-empati berarti berusaha merasakan apa yang sedang dirasakan oleh anak-anak. Orangtua yang bisa ber-simpati dan ber-empati pada anak-anak tidaklah hanya mengasihi mereka, melainkan juga mengenal dan memahami mereka.
K. Pendampingan
Yang dibutuhkan oleh anak-anak bukanlah sekedar pedoman, nasehat dan pengarahan atau “dogma” melainkan juga kehadiran pendamping yang baik, yakni pendamping yang memahami perkembangan zaman maupun jiwa anak-anak. Teladan utama bagi semua pendamping kristiani adalah Tuhan Yesus sendiri. Dialah gembala yang baik, gembala yang mengenal dan dikenal semua dombaNya.
L. Persahabatan
Orangtua sebaiknya berusaha menjalin persahabatan dengan anak-anak mereka. Menurut Larry Grabb, persahabatan semacam itu akan terjalin bila : anak-anak tahu bahwa orang tua sungguh -sungguh mencintai dan menyukai mereka; anak-anak tahu bahwa orang tua mau menerima segala kekurangan mereka; anak-anak mengalami bahwa orang tua menghargai mereka. Sementara itu, H. Norman Wright dan Gary J. Oliver mengatakan bahwa : anak-anak cenderung mempercayai orang tua yang sungguh-sungguh mempercayai mereka; anak-anak yang didengarkan cenderung mau mendengarkan; anak-anak yang mengalami bahwa mereka dipahami biasanya mau memahami; anak-anak yang dianggap baik oleh orangtua cenderung menganggap orangtua mereka sebagai orangtua yang baik.
M. Keutamaan-Keutamaan
Melalui orangtua, Allah menginginkan dan memberikan hal-hal yang baik bagi anak-anak. Yang baik itu bukan hanya materi (sandang, pangan, papan) dan kepuasan psikis, melainkan juga keutamaan-keutamaan, terutama : iman, harapan, dan kasih. Dalam keluarga yang sehat, orangtua berfungsi sebagai pemberi teladan keutamaan-keutamaan. Mereka dipanggil untuk membantu anak-anak mereka, agar anak-anak mereka pun mampu mengembangkan keutamaan-keutamaan itu.
Sebagai pemberi teladan bagi anak-anak, orangtua bukanlah orang-orang yang sempurna. Karena itu orang tua tidak perlu berpura-pura dapat hidup sempurna. Mereka sebaiknya bersedia mengakui kesalahan, tidak malu meminta maaf bila berbuat salah, dan tidak enggan memberi maaf kepada anak-anak mereka. Dengan mengijinkan anak-anak melihat keterbatasan mereka, orangtua memberi kesempatan yang bagus bagi anak-anak untuk melihat kerendahan hati mereka.
Mengenai pentingnya teladan orang tua Dorothy Molte menuliskan pendapatnya dalam buku “Children Learn What They Live” sebagai berikut :
Jika anak dibesarkan dalam celaan,
ia belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dalam permusuhan,
ia belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dalam cemoohan,
ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,
ia belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi,
ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan dorongan,
ia belajar percaya diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian,
ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dalam kejujuran,
ia belajar bersikap adil.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan,
ia belajar menyenangi dirinya.
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan,
ia belajar menemukan cinta dalam kehidupannya.
N. Perlunya Rahmat Allah
Yang sangat perlu diperhatikan oleh orangtua katolik saat mereka mendidik anak-anak adalah mendekatkan diri mereka kepada Tuhan, agar beliau sendiri berkenan berkarya dalam diri mereka, yang lemah dan rapuh itu. Tanpa rahmat dan berkat Tuhan, mereka tidak mampu menjalankan tugas mulia itu dengan baik. Dalam mendidik anak-anak mereka, orangtua hendaknya berusaha melaksanakan tugas itu sebaik mungkin, sambil mempercayakan usaha mereka ke tangan Tuhan sendiri, Sang Pendidik Agung.
O. Doa yang Tulus
Doa adalah seruan manusia di bumi yang didengarkan oleh Allah di sorga. Pada awal setiap kegiatan, orangtua katolik sebaiknya selalu meminta berkat Allah, agar segala sesuatu yang mereka perbuat berkenan kepadaNya dan berguna bagi keluarga mereka maupun bagi masyarakat luas. Setiap hari orangtua kristiani hendaknya menyerahkan anak-anak kepada Tuhan dan mengundang beliau untuk berkarya dalam diri mereka, agar anak-anak itu mampu hidup seturut kehendakNya, dan dengan demikian pantas menjadi anak-anak Tuhan.
BAGIAN II : PENDIDIKAN ANAK DI BIDANG IMAN
Makna Pendidikan Iman
Yang dimaksud dengan iman ialah hormat dan kasih manusia terhadap Allah. Maka yang dimaksud dengan pendidikan iman ialah proses dan usaha-usaha orang-orang dewasa untuk membantu anak-anak muda agar mereka mampu menghormati dan mengasihi Allah, Pencipta dan Penyelamat.
Hormat dan kasih manusia terhadap Allah itu biasanya berkembang bersamaan dengan perkembangan seluruh kepribadiannya. Bila seseorang semakin dewasa secara menyeluruh, maka biasanya ia juga semakin dewasa dalam iman.
B. Ciri-Ciri Penghayatan Iman
Pada usia kanak-kanak, penghayatan iman seseorang biasanya masih berciri egosentrik (terpusat pada dirinya), emosional (lebih berhubungan dengan perasaannya), konkrit (lebih banyak terkait dengan penyerapan inderawinya), dan spontan (terjadi tiba-tiba, tidak teratur, dan sangat terkait dengan pengalaman di satu tempat dan pada satu saat saja).
Barulah kemudian, pada usia dewasa, penghayatan iman seseorang lebih berciri sosial (diamalkan pada relasinya dengan sesama manusia), rasional (melibatkan penalaran dan perenungan dengan budi yang jernih dan hatinurani yang bening), abstrak (tidak terlalu terkait pada pengalaman inderawi di satu tempat dan pada satu saat saja), dan sistematik (teratur, saling terkait, membentuk anyaman penghayatan yang bersinambung).
Mengingat ciri-ciri dari penghayatan iman yang disebut di atas, orangtua dan para pendidik yang lain hendaknya berusaha agar semua upaya pendidikan iman sungguh sesuai dengan kemampuan dari orang-orang muda yang mereka dampingi. Pendidikan iman bagi anak-anak kecil hendaknya dilakukan melalui cara-cara yang sederhana dan menyentuh perasaan, tidak terlalu menuntut penalaran, dan mengandung contoh-contoh konkrit dari peristiwa sehari-hari.
C. Pendukung Perkembangan Iman
Di samping memperhatikan hal-hal yang sudah disebut di atas, orangtua kiranya perlu juga mengetahui hal-hal berikut, yang merupakan faktor-faktor pendukung dalam perkembangan iman anak :
* Keyakinan dalam diri anak bahwa dirinya dianugerahi Allah berbagai talenta : Sebagai citra Allah, setiap anak di-anugerahi berbagai talenta. Talenta itu bagaikan sebuah benih, yang masih dapat bertumbuh dan berkembang. Menyadari hal itu, orangtua hendaknya membantu anak-anak, agar mereka memahami diri sebagai insan yang berpotensi, karena telah di-anugerahi berbagai talenta oleh Sang Pencipta sendiri.
* Teladan iman dari orangtua dan orang-orang dewasa yang lain : Iman anak-anak hanya dapat berkembang bila mereka hidup bersama dengan orangtua dan orang-orang dewasa yang sungguh beriman. Sebagai insan yang masih belia anak-anak memerlukan teladan iman dari kedua orangtua dan orang-orang dewasa yang lain.
* Rasa aman untuk mengagumi dan bertanya : Melalui perkembangan imannya, seorang anak berkembang mendekati kebaikan dan kebenaran. Kebaikan dan kebenaran itu dapat dicapainya bila ia lebih dahulu boleh mengagumi segala sesuatu yang dilihatnya. Kekaguman itu kemudian akan berlanjut pada tampilnya aneka pertanyaan jujur, yang menuntunnya menuju kebenaran. Karena itu, bagi setiap anak haruslah diusahakan adanya rasa aman untuk menyatakan kekagumannya dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan tentang segala hal. Orang tua dan orang-orang dewasa yang lain hendaknya memelihara rasa aman itu, bagi semua anak.
* Dorongan untuk mencintai alam beserta segala isinya : Perkembangan iman mengantar setiap anak semakin dekat dengan Allah. Kedekatan anak dengan Sang Pencipta itu dapat dipacu bila ia dibantu secara bertahap untuk lebih dahulu menghargai dan mencintai ciptaanNya, yakni alam semesta beserta isinya, terutama makhluk-makhluk hidup, dengan manusia sebagai puncaknya.
D. Tahapan Perkembangan Iman
Seperti segi-segi lain dari kepribadian anak, iman anak juga berkembang dalam beberapa tahapan. Menurut James W.Fowler, tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tahapan usia 0-3 tahun :
Tahapan ini disebut “tahapan primal”. Benih iman pada kurun hidup paling dini ini terbentuk oleh “rasa percaya si anak pada orang-orang yang mengasuhnya” dan oleh “rasa aman yang dialaminya di tengah lingkungannya”. Seluruh interaksi timbal-balik antara si anak dan orang-orang di sekitarnya merupakan titik tolak bagi perkembangan imannya. Interaksi yang mendukung perkembangan iman adalah interaksi yang menumbuhkan keyakinan pada dirinya, bahwa ia adalah insan yang dicintai dan dihargai.
2. Tahapan usia 3-7 tahun :
Tahapan ini disebut “tahapan intuitif proyektif”. Unsur terpenting pada tahapan ini ialah intuisi si anak, yang sifatnya belum rasional. Intuisi tersebut dipakainya untuk memaknai dunia di sekitarnya. Intuisi itu memungkinkannya menangkap nilai-nilai religius yang dipantulkan oleh para tokoh kunci (yakni ayah, ibu, pengasuh, paman, bibi, pastor, suster dan sebagainya). Maka, pada tahapan ini si anak memahami atau membayangkan Tuhan sebagai Sang Tokoh yang mirip dengan ayah, ibu, pengasuh, paman, bibi, pastor, suster atau tokoh berpengaruh yang lain. Pada tahapan ini, iman seorang anak diwarnai oleh rasa takut dan hormat pada tokoh-tokoh kunci itu. Usaha-usaha untuk mengembangkan iman seorang anak pada tahapan usia ini seyogyanya dilaksanakan dengan cara yang sederhana, tidak terlalu mengandalkan penalaran, dan menghindari ucapan-ucapan yang tidak sesuai dengan sikap-sikap dan tindakan-tindakan yang nyata.Usaha-usaha pendidikan iman pada tahapan ini hendaknya lebih mengandalkan keteladanan, melalui perilaku yang nyata dari para tokoh kunci.
3. Tahapan usia 7-12 tahun :
Tahapan ini disebut “tahapan mitis literal”. Pada tahapan ini yang paling berperan dalam perkembangan iman anak adalah kelompok atau institusi kemasyarakatan yang paling dekat dengannya, misalnya kelompok bina iman, sekolah, atau kelompok Sekolah Minggu Kelompok atau institusi tersebut berfungsi sebagai sumber pengajaran iman. Pengajaran itu paling mengena kalau disampaikan dalam bentuk kisah-kisah yang bernuansa rekaan. Tuturan pengajaran lewat kisah rekaan cenderung diterima olehnya secara harafiah. Usaha-usaha pengembangan iman anak pada tahapan ini seyogyanya tetap dilaksanakan dengan cara sederhana, tidak terlalu mengandalkan penalaran.
E. Konteks Perkembangan Iman
Perkembangan iman anak biasanya berlangsung dalam konteks atau ruang lingkup yang diwarnai oleh beberapa hal berikut.
1. Teladan tokoh-tokoh identifikasi :
Iman biasanya tumbuh pada anak pada saat ia mengamati dan mengikuti tokoh-tokoh identifikasinya, secara spontan dan belum terlalu disadari. Tokoh-tokoh identifikasi tersebut adalah orang-orang dewasa yang terpenting dan terdekat baginya, yakni orangtuanya. Sikap dan perilakunya mengacu pada sikap atau perilaku dari orang-orang dewasa yang dihormatinya, tokoh-tokoh panutannya.
Kemampuan seorang anak untuk memahami sesuatu secara abstrak biasanya masih sangat terbatas. Ia lebih mampu memahami sesuatu dengan melihat contoh-contoh yang konkrit dan cenderung mengikuti contoh-contoh tersebut.
Karena itulah, pimpinan Gereja katolik berharap bahwa anak-anak menemukan teladan hidup beriman pertama-tama dalam diri orangtua dan anggota-anggota keluarganya sendiri.
Dalam dokumen yang berjudul “Catechesi Tradendae“ (artikel 68) ditegaskan bahwa sejak usia dini para anggota keluarga perlu saling membantu agar bertumbuh dalam iman.
2. Suasana :
Yang dimaksud dengan suasana adalah keadaan dari suatu tempat. Suasana itu sulit dirumuskan, tetapi mudah dirasakan atau dialami. Bagi seorang anak, suasana merupakan keadaan yang menyenangkan atau tidak, membuatnya kerasan atau tidak. Pengaruh suasana rumah terhadapnya sangatlah besar, apalagi bila hal itu dialaminya selama bertahun-tahun. Karena itulah pimpinan gereja katolik menegaskan bahwa suasana keluarga yang diresapi kasih dan hormat mempengaruhi anak seumur hidupnya (“Catechesi Tradendae” artikel 68).
Suasana memang dapat terjadi karena kebetulan saja. Namun, mengingat penga ruhnya yang besar dalam perkembangan iman anak, suasana di rumah sebaiknya tidak terjadi karena kebetulan, melainkan karena “direkayasa” (dalam arti positif) sedemikan rupa sehingga ia memungkinkan perkembangan iman. Suasana seperti itu dapat diciptakan antara lain dengan : sikap dan perilaku semua anggota keluarga yang penuh kasih sayang dan keakraban; acara dan irama hidup yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan semua anggota keluarga dan sekaligus memungkinkan terciptanya selingan yang menyegarkan ; ruang-ruang rumah dan kebun yang ditata sedemikian rupa sehingga menciptakan suasana yang manusiawi dan kristiani; dan tersedianya fasilitas yang memadai, terutama bagi anak.
3. Pengajaran :
Keteladanan kadang-kadang bersifat agak tersembunyi. Maka keteladanan itu sebaiknya juga diperkuat dengan pengajaran, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan daya tangkap anak, sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangan kepribadiannya.
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pendidikan iman : pengajaran harus sesuai dengan keadaan anak, kepekaan emosionalnya, aneka kesulitan dan masalahnya; pengajaran harus membantu anak mengolah pengalaman dan perasaannya ; pengajaran harus bersifat komunikatif, tidak indoktriner, dan merangsang anak untuk berpikir secara aktif.
4. Komunikasi :
Komunikasi antara semua anggota keluarga merupakan faktor pendukung perkembangan iman yang tak tergantikan. Memang, hal-hal yang di-komunikasikan tidak perlu selalu langsung mengenai iman. Meskipun demikian, isi komunikasi itu sebaiknya dapat memperluas wawasan iman dan menjadi sumber inspirasi iman. Sementara itu, bentuk-bentuk komunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor budaya, misalnya : kebiasaan berterus-terang atau sembunyi-sembunyi, kebebasan berpikir atau ketaatan buta. Proses globalisasi sekarang ini membuka kemungkinan munculnya bentuk-bentuk komunikasi yang baru.
F. Aspek Psilologis, Pedagogis, dan Didaktis
Dalam melaksanakan pendidikan iman bagi anak-anak, orangtua perlu memperhatikan aspek psikologis mereka, agar kebutuhan-kebutuhan psikis mereka dapat terpenuhi sewajarnya. Karena itu, orangtua sebaiknya membekali diri dengan pengetahuan minimal tentang psikologi anak. Diharapkan bahwa pengetahuan tentang psikologi anak itu dapat membantu orangtua dalam melaksanakan pendidikan iman sesuai dengan tuntutan prinsip-prinsip pedagogis, seperti misalnya yang menyangkut bentuk dan cara mengajar yang sesuai dengan daya tangkap anak. Sekurang-kurangnya orangtua hendaknya tahu apa yang harus dihindari, agar usaha mereka jangan sia-sia atau bahkan bersifat kontra-produktif.
Dalam pendidikan iman bagi anak-anak kecil, perlu juga diperhatikan aspek didaktis, yang menyangkut masalah cara mengajar yang efisien. Meskipun demikian, orangtua yang kurang akrab dengan aspek-aspek didaktis tak perlu merasa kurang mampu, karena pendidikan iman anak usia dini di lingkungan keluarga lebih ditentukan oleh suasana dan keteladanan.
Dalam pendidikan iman itu, aspek ke-Indonesia-an juga perlu diperhatikan sewajarnya. Maka orangtua katolik sebaiknya memperhatikan pengarahan-pengarahan yang diberikan oleh Komisi Kateketik KWI.
G. Tantangan Zaman
Zaman ini diwarnai oleh kemajuan teknologi yang sangat pesat. Di satu pihak kemajuan itu memberikan kemudahan-kemudahan dan kenyaman hidup. Di lain pihak, kemajuan-kemajuan itu membawa beberapa dampak negatif berikut :
* Individualisme. Orang zaman ini cenderung tak acuh pada orang lain. Karena itu, orangtua hendaknya membantu anak-anak agar mereka mampu mengatasi egoisme mereka.
* Persaingan. Orang zaman ini cenderung bersaing, kurang bersetiakawan. Karena itu, orangtua hendaknya mengingatkan anak-anak bahwa mereka dipanggil Tuhan untuk hidup dalam semangat kesetiakawanan.
* Mental yang lembek. Orang zaman ini cenderung kehilangan daya juang. Karena itu, orangtua hendaknya melatih anak-anak agar mereka tahan banting dan punya daya juang yang tinggi.
* Sekularisme. Orang zaman ini cenderung melupakan Tuhan dalam kegiatan dan hidupnya sehari-hari. Karena itu, orangtua hendaknya menyadarkan anak-anak, bahwa Tuhan itu selalu hadir dan penuh perhatian kepada manusia. Sebagai balasan, manusia sebaiknya menyertakan Tuhan dalam kegiatannya sehari-hari.
DAFTAR BACAAN
Darmawijaya St., “Mutiara Iman Keluarga Kritiani”, Penerbit Kanisius, 1994.
Deeken Alfons, “Usia Lanjut”, Penerbit Kanisius, 1989.
Gilarso T. (ed.), “Membangun Keluarga Kristiani”, Penerbit Kanisius, 1966
Grabb Larry, “Connecting : A radical New Vision”, Nashville: Word Publishing, 1997.
Hendrowarsito, “Bina Keluarga Muda”, Paguyuban Brayat Minulyo, 2000.
Kusuma P. Y. dan Marlinata A., “Materi Penyuluhan Remaja”, Biro Penyuluhan Remaja Komisi Keluarga Keuskupan Surabaya, 2000.
KWI, “Iman Katolik”, Penerbit Kanisius & Obor, 1996.
Maria Rua Albert, “Mendidik Anak Gimana Sih Caranya”,
Yayasan Pustaka Nusantara, 2003.
Murray Andrew, “How to Raise Your Children”, Bethany House Publishing, 1975.
Nolten Dorothy, “Children Learn What They Live”, -------------

Kamis, 21 Agustus 2008

Iri हटी

“Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.” Amsal 14:30
Iri hati berasal dari perasaan tidak puas terhadap diri sendiri karena melihat keberadaan orang lain. Rasa iri bisa melanda siapa saja dan di mana saja: di gereja ada yang iri hati karena orang lain lebih menonjol pelayanannya, di tempat kerja ada yang iri hati pada rekan yang lebih berhasil dan menduduki jabatan yang lebih tinggi, di dalam keluarga ada yang iri hati karena kakak/adik lebih diperhatikan orangtua dan sebagainya. Perlu kita sadari bahwa perasaan iri hati tidak membawa kebaikan bagi kita.Iri hati tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga sangat merugikan diri sendiri, seperti disampaikan Salomo dalam amsalnya bahwa “…iri hati membusukkan tulang.” (Amsam 14:30), bahkan ada penegasannya pula: “Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segalam macam perbuatan jahat.” (Yakobus 3:16). Jadi ‘iri hati’ adalah salah satu senjata yang dipakai iblis untuk memecah-belah anak-anak Tuhan dan menjadi penghalang dalam mengasihi orang lain. Bila tidak segera diselesaikan dengan tuntas, iri hati dapa menjadi kepahitan yang membusukkan tulang.Orang yang iri hati berdukacita atas kesuksesan orang lain dan sebalikanya ia bersukacita atas kegagalan orang lain. Ia tidak suka bila ada orang lain lebih baik atau lebih sukses dari dirinya. Orang yang iri hati juga cenderung suka membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, akibatnya ia sendiri menjadi sangat tertekan dan kehilangan damai sejahtera; jadi harus segera dibereskan, karena di mana pun berada ia akan selalu bertemu dengan orang-orang yang mungkin lebih baik atau lebih sukses dibanding dirinya. Maka kita harus segera memeriksa diri kita sendiri, apa yang membuat kita menjadi iri hati terhadap orang lain. Daripada membuang energi untuk iri, belajarlah melihat potensi terbaik yang ada di dalam diri kita, dan kembangkan terus.Bila kita fokus pada apa yang kita miliki kita akan bersyukur apa pun keadaan kita; namun bila kita tertuju pada apa yang tidak kita miliki dan melihat keberdaan orang lain terus, kita akan selalu berpikiran negatif dan tidak bisa bersyukur.
Renungkan: iri hati hana akan merusak diri kita sendiri!
Diambil dari bacaan AIR HIDUP RENUNGAN HARIAN, EDISI 18 Juni 2008

Tentang Pacaran

Tidak heran bahwa untuk mencapai tujuan yang agung, orang-orang Kristen bergaul dan berpacaran secara berbeda dengan orang-orang non-Kristen. Pacaran bagi orang Kristen ditandai dengan:
1. Proses Peralihan dari "Subjective Love" ke "Objective Love."
"Subjective love" sebenarnya tidak berbeda daripada manipulative love yaitu "kasih dan pemberian yang diberikan untuk memanipulir orang yang menerima". Pemberian yang dipaksakan sesuai dengan kemauan dan tugas dari si pemberi dan tidak memperhitungkan akan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh si penerima. Sesuai dengan "sinful nature"nya setiap anak kecil telah belajar mengembangkan "subjective love". Dan "subjective love" ini tidak dapat menjadi dasar pernikahan. Pacaran adalah saat yang tepat untuk mematikan sinful nature tsb, dan mengubah kecenderungan "subjective love" menjadi "objective love". Yaitu memberi sesuai dengan apa yang baik yang betul-betul dibutuhkan si penerima.
2. Proses Peralihan dari "Envious Love" ke "Jealous Love."
"Envious" sering diterjemahkan sama dengan "jealous" yaitu cemburu. Padahal "envious" mempunyai pengertian yang berbeda. "Envious" adalah kecemburuan yang negatif yang ingin mengambil dan merebut apa yang tidak menjadi haknya. Sedangkan "jealous" adalah kecemburuan yang positif yang menuntut apa yang memang menjadi hak dan miliknya. Tidak heran, kalau Alkitab sering menyaksikan Allah sebagai Allah yang "jealous", yang cemburu (misal: 20:5). Israel milik-Nya umat tebusan-Nya. Kalau Israel menyembah berhala atau lebih mempercayai bangsa-bangsa kafir sebagai pelindungnya, Allah cemburu dan akan merebut Israel kembali kepada-Nya.
Begitu pula dengan pergaulan pemuda-pemudi. Pacaran muda-mudi Kristen harus ditandai dengan "jealous love". Mereka tidak boleh menuntut "sesuatu" yang bukan atau belum menjadi haknya (seperti: hubungan seksuil, wewenang mengatur kehidupannya, dsb). Tetapi mereka harus menuntut apa yang memang menjadi haknya, seperti kesempatan untuk dialog, pelayanan ibadah pada Allah dalam Tuhan Yesus, dsb.
3. Proses Peralihan dari "Romantic Love" ke "Real Love."
"Romantic love" adalah kasih yang tidak realistis, kasih dalam alam mimpi yang didasarkan pada pengertian yang keliru bahwa "kehidupan ini manis semata-mata". Muda-mudi yang berpacaran biasanya terjerat pada "romantic love". Mereka semata-mata menikmati hidup sepuas-puasnya tanpa coba mempertanyakan realitanya, misal:
apakah kata-kata dan janji-janjinya dapat dipercaya?
apakah dia memang orang yang begitu sabar, "caring", penuh tanggung jawab seperti yang selama ini ditampilkan?
apakah realita hidup akan seperti ini terus (penuh cumbu-rayu, rekreasi, jalan-jalan, cari hiburan)?
Pacaran adalah persiapan pernikahan, oleh karena itu pacaran Kristen tidak mengenal "dimabuk cinta". Pacaran Kristen boleh dinikmati tetapi harus berpegang pada hal-hal yang realistis.
4. Proses Peralihan dari "Activity Center" ke "Dialog Center."
Pacaran dari orang-orang non-Kristen hampir selalu "activity- center". Isi dan pusat dari pacaran tidak lain daripada aktivitas (nonton, jalan-jalan, duduk berdampingan, cari tempat rekreasi, dsb.), sehingga pacaran 10 tahun pun tetap merupakan 2 pribadi yang saling tidak mengenal. Sedangkan pacaran orang-orang Kristen berbeda. Sekali lagi orang-orang Kristen juga boleh berekreasi dsb, tetapi "center"nya (isi dan pusatnya) bukan pada rekreasi itu sendiri, tapi pada dialog yaitu interaksi antara dua pribadi secara utuh (Martin Buber, "I and Thou", by Walter Kauffmann, Charles Scribner's Sons, NY: 1970), sehingga hasilnya suatu pengenalan yang benar dan mendalam.
5. Proses Peralihan dari "Sexual Oriented" ke "Personal Oriented."
Pacaran orang Kristen bukanlah saat untuk melatih dan melampiaskan kebutuhan seksuil. Orientasi dari kedua insan tsb, bukanlah pada hal-hal seksuil, tapi sekali lagi (seperti telah disebutkan dalam no. 4) pada pengenalan pribadi yang mendalam.
Jadi, masa pacaran tidak lain daripada masa persiapan pernikahan. Oleh karena itu pengenalan pribadi yang mendalam adalah "keharusan". Melalui dialog, kita akan mengenal beberapa hal yang sangat primer sebagai dasar pertimbangan apakah pacaran akan diteruskan atau putus sampai disini.
Beberapa hal yang primer tsb, antara lain:
a. Imannya.
Apakah sebagai orang Kristen dia betul-betul sudah dilahirkan kembali (Yoh 3:3), mempunyai rasa takut akan Tuhan (Amsal 1:7) lebih daripada ketakutannya pada manusia, sehingga di tempat- tempat yang tersembunyi dari mata manusia sekalipun ia tetap takut berbuat dosa. Apakah ia mempunyai kehausan akan kebenaran Allah dan menjunjung tinggi hal-hal rohani?
b. Kematangan Pribadinya.
Apakah ia dapat menyelesaikan konflik-konflik dalam hidupnya dengan cara yang baik? Dapat bergaul dan menghormati orang-orang tua? Apakah ia menghargai pendapat orang lain?
c. Temperamennya.
Apakah ia dapat menerima dan memberi kasih secara sehat? Dapat menempatkan diri dalam lingkungan yang baru bahkan sanggup membina komunikasi dengan mereka? Apakah emosinya cukup stabil?
d. Tanggung-jawabnya.
Apakah dia secara konsisten dapat menunjukkan tanggung-jawabnya, baik dalam studi, pekerjaan, uang, seks, dsb.?
Kegagalan dialog akan menutup kemungkinan mengenali hal-hal yang primer di atas. Dan pacaran 10 tahun sekalipun belum mempersiapkan mereka memasuki phase pernikahan.
Kegagalan dalam dialog biasanya ditandai dengan pemikiran- pemikiran:
Saya takut bertengkar dengan dia, takut menanyakan hal-hal yang dia tidak sukai.
Setiap kali bertemu kami selalu mencari acara keluar ... atau kami ingin selalu bercumbuan saja.
Saya rasa "dia akan meninggalkan saya" kalau saya menuntut kebenaran yang saya yakini. Saya takut ditinggalkan.
Saya tidak keberatan atas kebiasaannya, wataknya bahkan jalan pikirannya asalkan dia tetap mencintai saya, dsb.

informasi reoni

informasi bagi teman - teman alumni SMK Swadaya Temanggung jurusan Akuntansi ankatan 2006 akan diadan reoni dan temu kangen besuk pada hari Sabtu, tanggal 04 Oktober 2008 jam 09.00 di aula SMK Swadaya TemanggungUntuk informasi bisa hubungi antonius ariyanto di no. 085228855442 ; 085640706215Mohon partisipasinya dan pendaftaran secepatnya. terimakasih

Selasa, 19 Agustus 2008

Jika kita benar-benar ingin menjadi alat di tangan Bapa Surgawi kita dalam mendatangkan tujuan-tujuan kekalNya, kita hanya perlu menjadi seorang teman

Jika kita benar-benar ingin menjadi alat di tangan Bapa Surgawi kita dalam mendatangkan tujuan-tujuan kekalNya, kita hanya perlu menjadi seorang teman

Meskipun, secara terus terang, orang tidak pernah benar-benar nyaman dengan tugas seperti ini, namun saya dengan tulus menghargai kesempatan ini untuk berbicara kepada anda semua pada hari Minggu Paskah yang indah ini.
Ayah saya yang bijaksana pernah mengatakan kepada saya bahwa jika saya mendengarkan dengan seksama apa yang diceramahkan orang dari mimbar di Gereja, saya akan tahu asas-asas injil apa yang menjadi perhatian mereka dan yang mungkin sulit untuk mereka terapkan kapan pun. Selama bertahun-tahun, pengamatan ayah saya telah menyebabkan saya menjadi sangat berhati-hati dalam memilih topik yang saya bicarakan! Namun demikian, saya ingin membuat pengakuan hari ini. Sejak Presiden Gordon B. Hinckley telah membagikan kepada kita tiga kebutuhan mendasar yang dimiliki setiap anggota Gereja bagi seorang teman, sebuah tanggung jawab, dan dipelihara oleh firman Allah yang baik, saya telah menjadi sangat prihatin secara pribadi mengenai kinerja saya sebagai seorang teman.
Nabi Joseph Smith mengajarkan bahwa "persahabatan adalah salah satu asas dasar penting dari 'Mormonisme.' "
1 Pemikiran itu seharusnya mengilhami dan memotivasi kita semua karena saya merasa persahabatan merupakan salah satu kebutuhan mendasar dunia kita. Menurut saya dalam diri kita masing-masing ada suatu kerinduan mendalam akan persahabatan, suatu hasrat yang mendalam bagi kepuasan dan keamanan yang dapat diberikan oleh persahabatan yang akrab dan langgeng. Mungkin satu alasan tulisan suci sedikit menyebut asas persahabatan secara spesifik adalah karena itu seharusnya dinyatakan secara cukup alami sewaktu kita mematuhi injil. Bahkan, bila sifat kasih amal Kristiani memiliki sepupu, itu pastilah persahabatan. Untuk sedikit mengubah perkataan Paulus, persahabatan "itu sabar, dan murah hati. [Persahabatan] tidak cemburu; tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain. [Persahabatan] tidak berkesudahan."2
Seperti begitu banyak dari hal-hal yang patut dihargai dalam kehidupan, kebutuhan kita akan persahabatan sering paling dipenuhi di rumah. Jika anak-anak kita merasakan persahabatan di dalam keluarga, dengan satu sama lain, dan dengan orang tua, maka mereka tidak akan kehausan akan penerimaan di luar keluarga. Menurut saya salah satu pencapaian kehidupan yang paling memuaskan bagi saya dan istri saya adalah dapat hidup cukup lama untuk menyaksikan anak-anak kami menjadi teman baik. Sungguh merupakan mujizat bahwa mereka dalam keluarga kami yang pada waktu lebih muda kadang-kadang saling mengancam dengan ancaman fisik yang membahayakan, kini mencari dan dengan tulus menikmati persahabatan satu sama lain. Demikian pula, menurut saya tidak ada pujian yang lebih indah yang dapat diberikan kepada orang tua daripada mendengar anak-anak me- ngatakan bahwa orang tua mereka ada di antara teman-teman terbaik mereka.
Persahabatan juga merupakan bagian yang penting dan indah dari masa berpacaran dan pernikahan. Hubungan antara seorang pria dan wanita yang diawali dengan persahabatan dan kemudian bertumbuh menjadi hubungan asmara dan akhirnya pernikahan biasanya akan menjadi persahabatan yang langgeng dan kekal. Tidak ada yang lebih mengilhami di zaman sekarang di mana pernikahan mudah sekali bubar daripada mengamati suami dan istri yang secara diam-diam saling menghargai dan menikmati persahabatan satu sama lain tahun demi tahun sementara mereka mengalami bersama berkat-berkat dan cobaan-cobaan kefanaan. Sebuah laporan yang baru-baru ini diterbitkan mengenai tonggak waktu 25 tahun penelitian pernikahan menemukan bahwa "pengikat dari pernikahan yang langgeng . . . adalah sebuah konsep sederhana dengan dampak yang amat kuat: persahabatan."
3 Dalam sepucuk surat yang menyentuh perasaan yang ditulis Nabi Joseph Smith kepada istrinya, Emma, selama perpisahan dan pencobaan di Missouri, dia menghibur Emma dengan mengatakan, "O, Emmaku tersayang, aku ingin agar engkau ingat bahwa aku adalah sahabatmu yang sejati dan setia, bagimu dan anak-anak, selama-lamanya."4
Organisasi Gereja yang diilhami juga mendorong persahabatan. Dari umur termuda sampai yang tertua kita, kita berada dalam keadaan di mana persahabatan dan pergaulan dapat berkembang. Di dalam wawancara, pertemuan, kelas, kuorum, dewan, kegiatan, dan berbagai kesempatan lainnya untuk bergaul, kita dapat berteman dan menemukan pengertian. Ucapan salam yang ditentukan untuk menyambut para penatua yang menghadiri Sekolah para Nabi di Kirtland mengungkapkan semangat persahabatan yang mungkin dapat dijadikan sebagai pernyataan ikatan bagi kita masing-masing: "Aku menerimamu sebagai rekan seanggota, dengan suatu keputusan yang pasti, yang tidak tergoyahkan dan tidak dapat diubah, untuk menjadi teman . . . melalui kasih karunia Allah dalam ikatan kasih."
5
Semua interaksi kita di Gereja dijadikan lebih menyenangkan dan produktif sewaktu disertai dengan rasa persahabatan yang murni. Seorang guru injil, misalnya, yang tidak berusaha menjadi teman murid-muridnya jarang akan mengajar dengan pengaruh dan dampak yang bertahan lama. Saya masih menyimpan tulisan satu kalimat di dalam buku tahunan SMU saya di mana seorang guru seminari yang saya kasihi dan yang darinya saya telah belajar banyak, mengatakan kepada saya bahwa dia bersyukur telah menjadi teman saya.
Seorang uskup, tidak peduli betapa pun trampilnya dia dalam bidang administrasi, harus menjadi teman bagi anak-anak, remaja, dan orang dewasa jika dia ingin menolong mereka mencapai potensi rohani mereka. Saya pernah merasa tersentuh ketika seorang remaja putri yang saya kenal pergi menemui uskupnya untuk mengakui pelanggaran dosa yang serius .Dia kuatir bagaimana uskupnya akan bereaksi terhadap penyimpangannya dari jalan injil dan baru pergi kepadanya setelah didesak cukup banyak. Ketika saya bertanya kepadanya setelahnya apa reaksi uskupnya, dia mengatakan kepada saya dengan penuh perasaan bahwa uskupnya ikut menangis bersamanya dan bahwa dalam bekerja dengannya untuk memperoleh pengampunan Tuhan, dia kini menganggap uskupnya sebagai salah seorang teman terbaiknya.
Ada tantangan khusus yang kita hadapi sebagai Orang Suci Zaman Akhir dalam membina dan mempertahankan persahabatan. Karena komitmen kita terhadap pernikahan, keluarga dan Gereja sedemikian kuatnya, kita sering merasa tertantang oleh batasan waktu dan energi dalam mengulurkan persahabatan kepada orang lain di luar kelompok inti itu. Saya mengalami sendiri dilema ini baru-baru ini pada waktu saya berusaha mencuri sedikit waktu di rumah untuk mempersiapkan ceramah ini. Dua kali, teman-teman dari masa lalu saya, yang amat saya kasihi tetapi hanya sekali-sekali sempat bertemu, mampir untuk bertamu. Dalam apa yang seharusnya merupakan waktu reuni dan nostalgia yang khusus, saya secara ironis mendapatkan diri saya menjadi tidak sabar di dalam batin menginginkan kunjungan itu cepat berakhir agar saya dapat kembali mempersiapkan ceramah saya mengenai persahabatan!
Sejak itu saya merasa sangat malu. Betapa kita bisa demikian egoisnya. Betapa kita tidak bersedia untuk diganggu, untuk memberi, untuk memberkati dan diberkati. Dapat menjadi orang tua, atau tetangga, atau hamba Tuhan Yesus Kristus macam apa kita ini tanpa menjadi seorang teman? Dalam era informasi ini, bukankah persahabatan masih merupakan teknologi terbaik untuk membagikan kebenaran dan jalan hidup yang kita kasihi? Bukankah keraguan kita untuk secara sukarela menggapai sesama dalam persahabatan merupakan batu sandungan yang besar untuk membantu Allah mencapai tujuan-tujuan kekalNya?
Bertahun-tahun yang lalu, ketika saya melayani sebagai seorang uskup, sebuah keluarga yang baru dibaptiskan pindah ke masyarakat pedesaan Utah kami. Orang-orang yang baik ini telah bergabung dengan Gereja di Amerika Serikat bagian timur dan telah disambut dengan hangat serta diberikan tugas dalam sebuah cabang kecil di sana. Ketika mereka pindah ke lingkungan kami yang lebih besar, dan lebih terbentuk, mereka agaknya menjadi terabaikan. Beberapa anggota keluarga itu, terutama ayahnya, menjadi agak jauh dengan Gereja dan para anggotanya.
Suatu Minggu pagi ketika saya memperhatikan sang ayah tidak datang ke pertemuan imamat, saya meninggalkan gedung pertemuan dan pergi ke rumahnya. Dia mengundang saya masuk, dan kami mengadakan pembicaraan yang sangat jujur mengenai pergumulan yang dia hadapi dengan agama dan para tetangga barunya. Setelah menyelami berbagai macam kemungkinan untuk menanggapi kecemasannya, yang tidak satupun memuaskannya, saya bertanya kepadanya dengan nada frustrasi dalam suara saya apa yang dapat kami lakukan untuk menolongnya. Saya tidak pernah melupakan jawabannya:
"Baiklah uskup," ujarnya (dan saya perlu sedikit mengubah dengan kata-kata saya sendiri di sini), "demi Tuhan, apapun yang anda lakukan, tolong jangan tugaskan seseorang untuk menjadi teman saya."
Saya memetik sebuah pelajaran sangat berharga pada hari itu. Tidak seorangpun ingin dijadikan "proyek"; kita semua ingin dikasihi secara spon- tan. Dan, jika kita harus memiliki teman, kita ingin mereka tulus dan murni, bukan "ditugaskan."
Brother dan sister, pesan saya hari ini amatlah sederhana: jika kita benar-benar ingin menjadi alat di tangan Bapa Surgawi kita dalam mendatangkan tujuan-tujuan kekalNya, kita hanya perlu menjadi seorang teman. Pikirkanlah kekuatan kita masing-masing, sejumlah 10 juta orang, dengan pilihan dan kehendak kita sendiri menggapai mereka yang belum menjadi anggota Gereja kita dalam persahabatan tanpa syarat. Kita tidak akan lagi dituduh menawarkan roti yang hangat dan hati yang dingin. Bayangkan pengaruh-pengaruh demi kebaikan jika setiap keluarga yang aktif di Gereja menawarkan kepedulian dan persahabatan tulus secara terus menerus kepada keluarga yang kurang aktif atau keluarga yang baru menjadi anggota. Kekuatan ada di dalam diri kita masing-masing untuk menjadi seorang teman. Tua dan muda, kaya dan miskin, berpendidikan dan sederhana, dalam setiap bahasa dan negeri, kita semua memiliki kemampuan untuk menjadi seorang teman.
Juruselamat kita, tidak lama sebelum penyalibanNya, berkata kepada murid-muridNya, "Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabatKu."
6 Setelah begitu diberkati melalui persahabatan Kristus, saya berdoa agar kita sekarang menjadi bagi orang lain seperti apa adanya Dia bagi kita­seorang teman yang sejati. Tidak ada waktu di mana kita menjadi lebih seperti Kristus daripada sewaktu kita menjadi seorang teman. Saya bersaksi mengenai nilai tak terkira dari teman-teman di dalam kehidupan saya sendiri dan menyatakan syukur saya kepada mereka semua pagi ini. Saya tahu bahwa sewaktu kita menawarkan diri kita dalam persahabatan, kita memberikan sumbangan yang amat penting bagi pekerjaan Allah dan bagi kebahagiaan serta kemajuan anak-anakNya. Dalam nama Yesus Kristus, amin.
Posting from : lds.org/conference/talk/display/by. Cah Temanggung

Minggu, 13 Juli 2008

Wanita sebagai tulang Rusuk Pria

Kesejahteraan Dalam Perkawinan adalahBersama sama mengucapkan syukur pada Allah yang telah mempersatukan anda berduaBersama sama mengerti dan mengaku bahwa segala sesuatu yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia.Dan ingatlah selalu bahwa sifat yang diinginkan partner anda adalah cinta kasih dan kesetiaan. Saling dahulu mendahului untuk membahagiakan
Sebagai perwujudan atas peran serta dalam gereja local . Kami melibatkan diri dalam kerasulan kategorial khususnya untuk keluarga . Retret ini dinamakan Retret Tulang Rusuk . Nama retret ini di ilhami oleh Kitab Suci Khususnya Perjanjian Lama , Kitab kejadian : " Ketika ia tidur Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya , lalu menutup tempat itu dengan daging . Dan dari rusuk yang diambil lalu berkata kepada manusia itu : " inilah Dia Tulang dari tulangku dan daging dari dagingku , Ia namakan perempuan sebab ia diambil dari laki - laki " ( Kejadian 2 : 21 ) . Dari ayat ini muncullah motto retret sebagai berikut :Pria : Inilah dia tulang dari tulangku , daging dari dagingku . Engkau dinamai perempuan karena engkau diambil dari Rusukku . Wanita :Inilah dia aku bukan pembantu , aku bukan babu , aku penolongmu yang sepadan . Aku dinamai perempuan karena aku diambil dari rusukmu .Dengan motto diatas mau mengatakan bahwa setiap pasangan harus saling menghargai satu sama lain karena ke duanya memiliki derajat yang sama .
Kisah penciptaan manusia pertama mengilhami kami menamai retret ini dengan nama " Tulang Rusuk "
Tuhan Allah berfirman : " Tidak baik , kalau manusia itu seorang diri saja . Aku akan menjadikan penolong baginya , yang sepadan dengan dia . " Lalu Tuhan membuat manusia itu tidur nyenyak ; ketika ia tidur , Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya , lalu menutup tempat itu dengan daging . Dan dari rusuk yang di ambil Tuhan Allah dari manusia itu , dibangunnyalah seorang perempuan , lalu dibawanya kepada manusia itu : " Inilah dia , tulang dari tulangku dan daging dari dagingku , Ia akan dinamai perempuan , sebab ia diambil dari laki - laki " ( Kej. 2 : 18 , 21 - 23 )
Menurut hemat kami gambaran tulang rusuk dalam kisah penciptaan sungguh tepat jika digunakan sebagai nama retret ini . Karena berkaitan langsung dan mendasar dengan hubungan manusia sejak ia diciptakan sebagai makhluk yang yang tidak sendirian tetapi berpasangan dan pasangan tersebut adalah pasangan yang sepadan . Karena Tuhan menciptakan manusia dan perempuan dari tulang rusuk laki - laki maka laki - laki dan perempuan adalah dua mahluk yang sepadan .

program burung terbang

");
} else {
document.write("");
}
} else if (ie4up) {
if (i == 0) {
document.write("");
} else {
document.write("");
}
}
}
function snowNS() { // Netscape main animation function
for (i = 0; i doc_height-50) {
xp[i] = Math.random()*(doc_width-am[i]-30);
yp[i] = 0;
stx[i] = 0.02 + Math.random()/10;
sty[i] = 0.7 + Math.random();
doc_width = self.innerWidth;
doc_height = self.innerHeight;
}
dx[i] += stx[i];
document.layers["dot"+i].top = yp[i];
document.layers["dot"+i].left = xp[i] + am[i]*Math.sin(dx[i]);
}
setTimeout("snowNS()", speed);
}
function snowIE() { // IE main animation function
for (i = 0; i doc_height-50) {
xp[i] = Math.random()*(doc_width-am[i]-30);
yp[i] = 0;
stx[i] = 0.02 + Math.random()/10;
sty[i] = 0.7 + Math.random();
doc_width = document.body.clientWidth;
doc_height = document.body.clientHeight;
}
dx[i] += stx[i];
document.all["dot"+i].style.pixelTop = yp[i];
document.all["dot"+i].style.pixelLeft = xp[i] + am[i]*Math.sin(dx[i]);
}
setTimeout("snowIE()", speed);
}
if (ns4up) {
snowNS();
} else if (ie4up) {
snowIE();
}
// End -->

Mencintai Orang yang Special

Sangatlah menyakitkan mencintai seseorang, tetapi tidak dicintai olehnya. Tetapi lebih indah adalah menyayanginya tanpa mengharapkan sesuatu perasaan apapun darinya. Hanya perlu satu menit untuk menghancurkan seseorang, Satu jam untuk menyukai seseorang, Satu hari untuk mencintai seseorang, Tetapi membutuhkan seumur hidup untuk melupakan seseorang... Mungkin Tuhan menginginkan kita untuk bertemu dengan orang yang tidak tepat. Jadi ketika kita akhirnya bertemu dengan orang yang tepat kita akan tahu betapa berharganya anugerah tersebut. Cinta adalah ketika kamu membawa perasaan, kesabaran dan romantis dalam suatu hubungan dan menemukan bahwa kamu peduli dengan dia........Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi. Ketika pintu kebahagiaan tertutup, yang lain terbuka... Tetapi kadang-kadang kita menatap terlalu lama pada pintu yang telah tertutup itu sehingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka bagi kita. Teman yang terbaik adalah teman dimana kamu dapat duduk bersamanya dan merasa terbuai dan tidak pernah mengatakan apa-apa dan kemudian berjalan bersama. Perasaan seperti itu adalah percakapan termanis yang pernah kamu rasakan. Benarkah bahwa kita tidak tahu apa yang kita dapatkan sampai kita kehilangan itu ?? Tetapi benar juga bahwa kita tidak tahu apa yang hilang sampai itu ada . Memberikan seseorang semua cintamu tidak pernah menjamin bahwa mereka akan mencintai kamu juga!!! Janganmengharapkan cinta sebagai balasan, tunggulah sampai itu tumbuh di dalam hati mereka, tetapi jika tidak, pastikan dia tumbuh di dalam hatimu ...Ada hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang dari mereka kamu ingin dengar. Tetapi jangan sampai kamu menjadi tuli walaupun kamu tidak mendengar dari seseorang yang mengatakan itu dari hatinya . Jangan pernah berkata selamat tinggal jika kamu masih ingin mencoba. Jangan menyerah selama kamu merasa masih dapat maju. Jangan pernah berkata kamu tidak mencintai orang itu lagi bila kamu tidak bisa membiarkannya pergi...Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan... Kepada mereka yang masih percaya walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang masih mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangun kembali kepercayaan Jangan melihat dari wajah, itu bisa menipu. Jangan melihat kekayaan, itu bisa menghilang. Datanglah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum karena Sebuah senyuman dapat membuat hari yang gelap menjadi cerah Berharaplah kamu dapat menemukan seseorang yang dapat membuatmu tersenyum. Ada saat di dalam kehidupanmu dimana kamu dapat merindukan seseorang, kamu ingin mengambil mereka dari mimpimu dan benar benar-memeluk dia. Mendekap dirinya dalam tiap tidur indahmu... Berharaplah bahwa kamu dapat bermimpi tentang dia, yang berarti mimpilah apa yang ingin kamu impikan. Pergilah kemana kamu ingin pergi. Jadilah sesuai dengan keinginan kamu, Karena kamu hanya hidup sekali dan satu kesempatan untuk melakukan apa yang kamu inginkan Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk membuat kamu bahagia...Cukup cobaan untuk membuat kamu kuat Cukup penderitaan untuk membuat kamu menjadi manusia yang sesungguhnya, Dan cukup harapan untuk membuat kamu bahagia. Selalu letakkan dirimu pada posisi orang lain. Jika kamu merasa bahwa itu menyakitkan kamu. Mungkin itu menyakitkan orang itu juga. Kata-kata yang ceroboh dapat mengakibatkan perselisihan, Kata-kata yang kasar bisa membuat celaka. Kata-kata yang tepat waktu dapat mengurangi ketegangan. Kata-kata cinta dapat menyembuhkan dan menyenangkan Permulaan cinta adalah dengan membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri. Dan tidak membentuk mereka menjadi sesuai keinginan kita. Dengan kata lain kita mencintai bayangan kita yang ada pada diri mereka. Orang yang bahagia tidak perlu memiliki yang terbaik dari segala hal. Mereka hanya menghargai segala hal yang datang dalam hidup mereka. Kebahagiaan adalah bohong bagi mereka yang menangis, mereka yg terluka, mereka yang mencari, mereka yang mencoba... Mereka hanya bisa menghargai orang-orang yang penting yang telah menyentuh hidup mereka. Cinta mulai dengan senyuman,dan berakhir dengan air mata...mungkin seperti itu... Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati. Ketika kamu lahir, kamu menangis dan semua orang disekeliling kamu tersenyum. Hiduplah dengan hidupmu, jadi ketika kamu meninggal, kamu satu satunya yang tersenyum dan semua orang di sekeliling kamu menangis...
http://renungan-harian-kita.blogspot.com/search/label/Cinta%20Sejati

Selasa, 17 Juni 2008

Semua Tentang Cinta

Sekapur sirih dari redaktur......

Terdorong untuk pingin corat-coret dan sekedar iseng-iseng saja, maka penulis berusaha untuk mengumpulkan dan membukukan cerita dan tips-tips tentang cinta dalam judul “ Semua Tentang Cinta dalam Love is Cinta “. Tulisan dalam beberapa lembar kertas ini penulis susun dari mengambil berbagai sumber, referensi maupun berdasarakan kejadian dan peristiwa pribadi yang pernah penulis alami, agar dapat digunkan sebagai bahan referensi atau bahan pertimbangan sebagai pengambil keputusan serta patokan/pedoman dalam pacaran ( hehehe sok resmi yo...) maupun kebutuhan lainnya bagi penulis pribadi maupun siapa saja yang mau dan membutuhkan, pokoke untuk umum deh dan dijamin gratis..tis...tis gtu ( hehehe.....yuk dunk ).
Penulis mendefinisikan “ Pacaran “ adalah suatu hubungan antara cowok dan cewek yang terjalin dengan kesadaran atas dasar saling cocok dan adanya perasaan suka atau cinta untuk saling berkomitmen membangun sebuah hubungan saling mengikat tanpa adanya paksaan dalam jangka waktu yang tidak terbatas dan tidak jelas untuk mencari kebahagiaan bersama, mengenal diri pribadi dan pasangannya. Sedangkan “ Cinta “ adalah suatu perasaan yang dimiliki oleh setiap pribadi atau individu untuk menyayangi suatu barang ataupun seseorang tanpa batasan dan syarat tertentu. Namun pada kenyataan dan prakteknya dalam suatu hubungan dan cinta selalu ada suatu syarat tertentu yang keberadaanya tidak jelas dan tidak dapat didefiniskan secara pasti.
Cukup sekian aja prakata dari penulis....entar kalau kebanyakan malah jadi pusing 77 kali keliling simpang lima di Semarang atau keliling lembah Gunung Sindoro – Sumbing di Temanggung yang selalu bersenyum meski tidak bisa membuat penduduknya bisa tersenyum, hehehe banyak beban dan masalah kali. Tulisan ini tidak menimbulkan efek samping yang merugikan bagi para nasabah ( kayak bank wae....) jika terjadi efek yang berlanjut harap hubungi dokter cinta......emang ada???????. Dan kalau ada kata dan kalimat yang salah ataupun menyingung penulis mohon dimaafkan yoooo.....maklum sang penuliskan bukan lulusan sastra atau ahli dalam juru bahasa, juga bukan seorang pujangga ( Pujangga penuh duka aja kali....) untuk kritik dan saran yang tidak bersifat mengejek dan melemahkan bisa disampaikan langsung pada penulis wae ( empat mata wae.....hehehe kayak Tukul wae ). Sampun matur nuwun, kita ketemu di lain cerita ataupun buku lain kalo sempat nyusunnya.
Semarang, 18 Mei 2007
Musafir dari lembah Sindoro Sumbing


APAPUN SAYA BISA JIKA SAYA MAU !!!
KATAKAN SAYA BISA, KARENA SAYA MAMPU !!!!!!!!!!!!
“ Menjaga ego adalah memelihara kebodohan seumur hidup”
Pacaran itu Apa Sih.. 1st ?
SETELAH pubertas, banyak pertanyaan kita seputar pacaran. Apa sih pacaran itu? Kenapa kita pacaran? Lalu, apa yang harus kita lakukan?
Pacaran ini biasanya mulai muncul pada masa awal pubertas. Perubahan hormon dan fisik bikin kita mulai tertarik pada lawan jenis. Proses "sayang-sayangan" dua manusia lawan jenis itu merupakan proses mengenal dan memahami lawan jenisnya dan belajar membina hubungan dengan lawan jenis sebagai persiapan sebelum menikah untuk menghindari terjadinya ketidakcocokan dan permasalahan pada saat sudah menikah. Masing-masing berusaha mengenal kebiasaan, karakter atau sifat, serta reaksi-reaksi terhadap berbagai masalah maupun peristiwa.
Kalau masa pacaran kita manfaatkan dengan baik dapat menjadi ajang untuk melihat masalah yang potensial yang akan muncul dari perbedaan diri kita dan doi yang berbeda latar belakang kehidupan sehingga nantinya kita dan doi siap mengantisipasi kalo timbul permasalahan yang tidak dikehendaki.
Kedewasaan kita dalam berpacaran bisa dilihat dari kesiapan untuk bertanggung jawab. Ini dapat dilihat dari kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan peran, membagi waktu, perhatian, dan tanggung jawab antara belajar, pekerjaan rumah, dan pacaran. Kesiapan untuk berbagi dengan orang lain, menghadapi permasalahan pacaran, dan tetap bisa mengendalikan diri dan memenuhi nilai-nilai yang dianut dalam berhubungan dengan lawan jenis.
Tahapan pacaran
1. Tahap ketertarikan
Dalam tahap ini tantangannya ialah bagaimana mendapatkan kesempatan untuk menyatakan ketertarikan dan menilai orang lain. Munculnya ketertarikan kita sama doi, misalnya, karena penampilan fisik (doi cakep/cantik, tinggi), kemampuan (pintar), karakteristik atau sifat misalnya sabar, coolabis, dan lain-lain. Menurut para ahli, umumnya cowok pada pandangan pertama lebih tertarik pada penampilan fisik. Sedangkan cewek lebih karena karakteristik atau kemampuan yang dimiliki cowok.
2. Tahap ketidakpastian
Pada masa ini sedang terjadi peralihan dari rasa tertarik ke arah rasa tidak pasti. Maksudnya, kita mulai bertanya-tanya apakah doi benar-benar tertarik sama kita atau sebaliknya apakah kita benar-benar tertarik sama doi. Pada tahap ini kita mendadak ragu apakah mau melanjutkan hubungan atau tidak. Kalau kita enggak mampu memahami tahapan ini, kita akan mudah berpindah dari satu orang ke orang lainnya.
3. Tahap komitmen dan keterikatan
Pada tahap ini yang timbul adalah keinginan kita kencan dengan seseorang secara eksklusif. Kita menginginkan kesempatan memberi dan menerima cinta dalam suatu hubungan yang khusus tanpa harus bersaing dengan orang lain. Kita juga ingin lebih rileks dan punya banyak waktu untuk dilewatkan bersamanya. Seluruh energi digunakan untuk menciptakan saling cinta dan hubungan yang harmonis.
4. Tahap keintiman
Dalam tahap ini mulai dirasakan keintiman yang sebenarnya, merasa lebih rileks untuk berbagi lebih mendalam dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan merupakan kesempatan untuk lebih mengungkapkan diri kita. Tantangannya adalah menghadapi sisi yang kurang baik dari diri kita. Tanpa pemahaman yang baik bahwa cowok dan cewek mempunyai reaksi yang berbeda terhadap keintiman, kita akan mudah mengambil kesimpulan yang salah bahwa terlalu banyak perbedaan antara kita dan doi untuk melanjutkan hubungan.
Apa itu Pacaran ?
“Pacaran itu ya untuk ‘have fun’ aja, emang untuk apa lagi ?” ujar seorang siswi, “Pacaran itu,hubungan pria dan wanita karena adanya perasaan saling suka,” ujar siswi lainnya. Seorang siswa menjawab “Pacaran itu untuk menyeleksi pasangan hidup !” Lalu sebenarnya apa sih pacaran itu ? Menurut survei yang kami lakukan kepada 90 orang anak SMU sangat disesalkan bahwa tidak banyak siswa atau siswi yang tau apa sih pacaran itu. Memang ada sih yang menjawab dengan benar (dikit banget) tapi lebih banyak yang menjawab salah atau hanya bilang ‘Nggak tau !’ padahal ironisnya beberapa dari mereka justru telah menjalin hubungan yang disebut ‘berpacaran’.Kali ini tim website Bina Bakti justru ingin menyampaikan sebenarnya apa sih pacaran itu. Dan bagaimana sih pacaran yang baik itu ?.
“Pacaran bukanlah sekedar perasaan, melainkan sebuah komitmen, komitmen untuk hidup bersama selama-lamanyadengan orang yang kita pacari.”
Mungkin pernyataan di atas membuat kita tertegun untuk sesaat dan bertanya-tanya “berarti pacaran gak boleh putus dong ?” Kita akan teliti pernyataan tersebut dengan perlahan-lahan :Pacaran bukanlah sekedar perasaan tapi sebuah komitmen. Menurut penelitian, perasaan cinta itu di hasilkan oleh sebuah hormon yang kira-kira bertahan sekitar satu setengah tahun lamanya kemudian perasaan itu akan mulai memudar dan akhirnya lenyap. Tapi terkadang kita bisa mencintai seseorang bahkan lebih dari dua tahun. Itu bukan berarti bahwa penelitian itu salah tapi ada kemungkinan kita sendiri yang telah berkomitme untuk menyukainya ataukah hormon cinta kita yang bertahan lebih lama dari rata-rata. Kekuatan komitmen itu abadi, ada pepatah yang mengatakan “Manusia boleh mati tapi TEKAD manusia akan abadi.” Tekad atau komitmen adalah sesuatu yang bisa merangsang otak kita agar kita memegangnya sebagai prinsip. (sebenarnya bukan seperti itu tapi kira-kira seperti itulah bahasa yang mudah dimengertinya.)Komitmen untuk hidup dengan orang yang kita cintai selamanyaKomitmen ini bukan komitmen yang benar-benar harus dijalankan. Mungkin saja nanti kita tidak cocok dengan pasangan kita, jika hal tsb terjadi maka terpaksa kita harus putus. Tapi yang ingin ditekankan adalah, apakah sebelum kita berpacaran kita berani mengambil komitmen ini ? Jika kita tidak berani mengambil komitmen ini, bukankah hal itu menandakan kita belum siap untuk hidup selama-lamanya dengan orang yang kita pacari itu ? Komitmen ini setidaknya bisa membantu kita untuk tidak mempermainkan pacaran dan perasaan orang lain.
Lalu untuk apa sih kita berpacaran ?Banyak sekali pernyataan bahwa kita berpacaran untuk lebih mengenal pasangan kita, memang jawaban itu betul tapi bila motivasinya hanya ingin mengenal, bisakan kita bersahabat tidak perlu pacaran. Jika kita berpacaran hanya untuk ‘have fun’ aja, kita salah besar, karena pacaran tidak akan pernah berjalan dengan mulus tapi akan selalu ada rintangan untuk dihadapi. Dan pacaran bukan untuk bermain-main karena itu bukan untuk anak kecil yang Cuma mau maen-maen dan gak mau mikirin masalah-masalah yang dihadapi dan menjaga perasaan masing-masing pasangan. Tujuan utama dari pacaran adalah untuk saling mengenal satu sama lain dan belajar untuk saling menyempurnakan, saling mengerti, saling berusaha untuk menjadi pasangan terbaik, dan mempersiapkan diri masing-masing untuk melangkah selanjutnya ke jenjang pernikahan jika sudah waktunya.Jadi pacaran itu adalah merupakan waktu untuk saling mengisi kekosongan, saling menasihati, saling belajar, saling mencintai, saling membantu, saling bertumbuh keimanannya pada Dia yang telah menciptakan pasangan, yaitu Allah kita.Dan lebih jelasnya, Pacaran itu adalah :1. Merupakan waktu untuk saling mengenalKeluarga, kebiasaan, hobi, prioritas, cita-citaPerasaan, pikiran, kehendakRoh - kedewasaan rohani2. Merupakan waktu untuk saling menyelaraskan diri (Amsal 3:3)Bukan hanya mengenal tetapi belajar untuk saling menyelaraskanMempersatukan visi dan prioritas hidup di dalam Kristus3. Merupakan waktu untuk saling komunikasi (Sharing life)Belajar untuk mengungkapkan isi hati dan maksud hatiBelajar untuk mendengarkan isi hati dan maksud hati pasangan kitaBelajar memiliki keterbukaan di dalam berkomunikasi 4. Merupakan waktu untuk saling melayaniMelayani berarti menyangkal diri… kasih (1 Korintus 13 : 5)Melakukan apa yang menjadi keinginannya (bila sesuai firman Tuhan tentunya)5. Merupakan waktu untuk belajar saling menerima (Roma 15 : 7)Tidak menuntut dia seperti apa yang kita inginkanTidak membandingkan dia dengan orang lainTidak menghakimi, apa lagi menghukumKunci : hati yang mengasihi dan mengampuni6. Merupakan waktu untuk saling mendukungDalam hal : pertumbuhan rohani, study, dan pelayananKetika sedang dalam problema atau masalahTermasuk juga menegur menyampaikan kebenaran jika dia salah7. Merupakan waktu untuk melakukan hal yang baik bersama-samaBerdoa, belajar, bekerja, pelayanan, shoping, bermain, dll (asal positif)Tapi ingat dunia bukan milik ‘kita berdua’
Lalu bagaimana sih cara memilih pasangan ?Peraturan pertama adalah dia harus seiman dengan kita, lihat sifat-sifat dia, “Apakah dia mau bekerja ? Apakah dia mau hidup susah bersamamu ? Apakah dia banyak menuntut ?” pokoknya coba dilihat duru karakter dan sifatnya. Memang pacaran itu adalah perasaan dan komitmen tapi’kan harus pakai ratio dan logika juga donk. Kita tidak mau kan hidup hanya kerna cinta doank ? Mau makan apa kita nanti ? Karena itu kita juga harus lihat apakah cowok yang kita taksir itu pemalesan atau cukup rajin. Atau cewe yang kita taksir itu kira-kira mau kerja gak sih ? Atau semuanya diserahin ke pembantu ? Kan kita perlu ‘memperkirakan’ dengan banyak bergaul sama dia. Banyak komunikasi. “Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya karena kekayaan dapat musnah, tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu”
Pacaran, cinta, dan seks
Berpacaran tidak selalu berarti seks. Cinta yang muncul dalam hubungan seks di luar nikah sifatnya semu. Mengandalkan hubungan pada hal yang sifatnya semu tentu saja sangatlah lemah.
Pacaran yang berorientasi pada seks akan mengganggu proses adaptasi karena dalam kancah seks semuanya tampak bagus-bagus saja. Kedua pihak sama-sama memelihara yang manis-manis saja.
Secara faali, cowok lebih gampang tancap gas dan telat nginjak rem, sedangkan cewek biasanya masih dalam kondisi sadar saat cowoknya sudah lupa daratan. Inilah sebetulnya saat yang tepat untuk menginjak rem kuat-kuat. Pengendalian diri dalam hal ini sering kali gagal. Oleh karena itu, lingkungan harus diciptakan agar rem tidak telat diinjak.
Kondisi lingkungan yang tidak mendukung, antara lain: berdua saja di tempat yang jauh dari keramaian, tertutup, bebas gangguan, atau gelap. Di tempat seperti ini iman sering kali melemah, moral dan akal sehat tak berfungsi.

Dampak pacaran
Bagi kita, pacaran memiliki dampak positif maupun negatif:
* Prestasi sekolah
Pacaran bisa menurunkan atau meningkatkan prestasi belajar kita. Prestasi meningkat biasanya karena semangat belajar yang naik akibat ada pacar yang senantiasa memberikan dorongan dan perhatian atau karena ingin membuktikan kepada orangtua bahwa meskipun kita pacaran prestasi belajar kita tidak terganggu.
Prestasi belajar bisa menurun jika ada permasalahan yang cukup berat hingga mengganggu konsentrasi dan gairah untuk belajar atau lebih senang menghabiskan waktu bersama sang pacar daripada belajar.
* Pergaulan sosial
Pergaulan sosial dengan teman sebaya maupun lingkungan sosial sekitar bisa menjadi meluas atau menyempit. Pergaulan menjadi sempit kalau kita lebih banyak menghabiskan waktu hanya berdua, enggak gaul lagi dengan teman lain. Makin lama biasanya kita menjadi sangat bergantung pada pacar kita atau sebaliknya dan tidak memiliki pilihan interaksi sosial lainnya.
Hubungan dengan keluarga pun biasanya menjadi renggang karena waktu luang lebih banyak dihabiskan dengan pacar.
* Bisa stres
Hubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus yang semula diduga karena memang ada perbedaan karakteristik, latar belakang, serta perbedaan keinginan dan kebutuhan. Hal itu menyebabkan banyak sekali terjadi masalah dalam hubungan. Biasanya hal itu akan menguras energi dan emosi serta menimbulkan stres hingga dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.
* Berkembang perilaku baru
Pacaran dapat bermakna munculnya perilaku yang positif atau sebaliknya muncul perilaku negatif. Pacaran bisa membantu orang mengembangkan perilaku yang positif kalau interaksi yang terbentuk bersifat positif, sedangkan interaksi yang kurang mendukung tentu saja lebih memungkinkan terbentuknya perilaku negatif.
Misalnya, pacaran dengan orang yang jago motret. Maka, bukan tidak mungkin kita akan tertular barang sedikit. Atau pacaran dengan orang yang sangat peduli sama orang lain dan penolong, maka kita yang tadinya cuek bisa saja tertular. Begitu pula pada kelakuan yang negatif.
Pacaran yang sehat dan bertanggung jawab:
1. Saling terbuka, mau berbagi pikiran dan perasaan secara terbuka, jujur, mau berterus terang dengan perasan kita terhadap tingkah laku pacar. Siap nerima kritik dan kompromi.
2. Menerima pacar apa adanya yang dilandasi oleh perasaan sayang. Tidak menuntut sesuatu yang berada di luar kemampuannya.
3. Saling menyesuaikan. Kalau dalam proses ini terlalu sering ribut, maka perlu mempertimbangkan kemungkinan berpisah.
4. Tidak melibatkan aktivitas seksual karena dapat mengaburkan proses saling mengenal dan memahami satu sama lain.
5. Mutual dependensi, masing-masing merasakan adanya saling ketergantungan satu sama lain. Oleh karena itu, diharapkan kita dan pacar mampu melengkapi kekurangan, sedangkan kelebihan yang dimiliki diharapkan mampu menutupi kekurangan pasangan.
Pacaran Sehat Itu Gimana?
YANG namanya pacaran pasti ada efeknya sama kehidupan kita. Bisa positif, bisa juga negatif. Tergantung kita yang melakoninya.PACARAN sih boleh aja, tapi harus mengerti batasannya, apa yang boleh dan enggak boleh dilakukan. Singkatnya, pacaran "sehat" harus jadi pilihan kita kalau enggak mau kena akibatnya. Nah, bagaimana gaya pacaran kita bisa disebut sehat?
1. Sehat fisik
Sehat secara fisik berarti enggak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun cowok secara fisik lebih kuat, bukan berarti bisa seenaknya menindas kaum cewek. Pokoknya, dilarang saling memukul, menampar, apalagi menendang. (he-he-he…)
2. Sehat emosional
Hubungan kita dengan orang lain akan terjalin dengan baik apabila ada rasa nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Kita enggak cuma dituntut untuk mengenali emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan yang penting lagi adalah bagaimana kita mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik. Kita memang enggak boleh juga melakukan kekerasan nonfisik, marah-marah, mengumpat-umpat orang lain, termasuk pacar kita.
3. Sehat sosial
Pacaran tidak mengikat. Artinya, hubungan sosial dengan yang lain harus tetap dijaga. Kalau pagi, siang, dan malam selalu bareng sama pacar, bisa bahaya lho! Kita enggak bakalan punya teman. Dan bukan enggak mungkin, kita akan merasa asing di lingkungan sendiri. Enggak mau, kan?
4. Sehat seksual
Secara biologis, kita yang masih remaja ini mengalami perkembangan dan kematangan seks. Tanpa disadari, pacaran juga memengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik bisa memicu keinginan untuk melakukan kontak fisik. Kalau diteruskan, bisa enggak terkontrol alias kebablasan. Jadi, dalam berpacaran kita harus saling menjaga. Artinya enggak melakukan hal-hal yang berisiko.
Banyak diskusi dan seminar yang membahas masalah pacaran dan seks. Penelitian tentang remaja dan perilaku seksnya pun sudah banyak. Hal ini dikarenakan dalam kenyataannya, banyak remaja yang sudah melakukan aktivitas-aktivitas yang berisiko dan pada akhirnya adalah intercourse.
Nah… kalau sudah sampai ke aktivitas yang ini, bisa gawat! Karena itu, dalam pacaran, mengendalikan diri tuh penting banget.

Apa saja yang memengaruhi perilaku seksual remaja?
1. Faktor Internal
Pengaruh yang berasal dari dalam diri kita.
Bagaimana kita mengekspresikan perasaan, keinginan, dan pendapat tentang berbagai macam masalah.
Menentukan pilihan ataupun mengambil keputusan bukan hal yang gampang. Dalam memutuskan sesuatu, kita harus punya dasar, pertimbangan, dan prinsip yang matang.
2. Faktor Eksternal
Perilaku seks di antara kita juga dipengaruhi oleh faktor- faktor dari luar. Contohnya:
Kemampuan orangtua mendidik kita akan memengaruhi pemahaman kita mengenai suatu hal, terutama masalah seks.
Agama mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Pemahaman terhadap apa yang diajarkan agama akan memengaruhi perilaku kita.
Remaja cenderung banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya sehingga tingkah laku dan nilai-nilai yang kita pegang banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan kita.
Aman dan Awet
Agar pacaran kita aman dan awet, kita harus punya prinsip. Artinya, segala sesuatu yang kita lakukan ada dasar dan tujuan yang jelas. Dalam pacaran, bukan enggak mungkin kita menemukan perbedaan prinsip, beda batasan tentang apa yang boleh dan enggak boleh dilakukan. Wajar kok, asalkan bisa saling menghargai. Tiap orang punya hak untuk bicara terbuka, termasuk mengungkapkan prinsip masing-masing.
Mengungkapkan prinsip yang kita pegang akan berpengaruh pada penerimaan orang lain. Maksud dan keinginan kita akan sulit diterima dan dimengerti orang lain kalau kita enggak tahu bagaimana mengomunikasikannya dengan baik. Intinya, kita harus mengerti juga model-model komunikasi yang ada sehingga kita bisa menilai apakah selama ini sudah berkomunikasi dengan baik atau belum.

Tiga model komunikasi:
1. Pasif
Kita sulit/enggak bisa mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pikiran kita. Hal ini akan berefek buruk karena apa yang kita harapkan enggak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, kita enggak berani nolak pas pacar ngajakin kissing, padahal sebenarnya kita enggak mau.
2. Agresif
Dalam mengemukakan keinginan, pikiran, dan perasaan, kita cenderung mendominasi, enggak ramah dan mengabaikan kepentingan orang lain. Model komunikasi seperti ini bisa memicu keretakan hubungan kita dengan orang lain.
3. Asertif
Gaya komunikasi yang paling oke. Kita bisa bersikap tegas dalam mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pendapat, tetapi tetap menghargai orang lain. Kondisi orang lain juga menjadi pertimbangan sebelum kita mengungkapkan keinginan. Misalnya, menolak dengan sopan dan memberikan alasan yang masuk akal ketika pacar minta yang aneh-aneh.
Cara berkomunikasi enggak cuma memengaruhi keberhasilan kita berinteraksi dengan orang lain, tetapi lebih jauh lagi, mampu berkomunikasi dengan baik menjadikan kita terampil dalam mengambil keputusan.
rtu sama lain dalam posisi yang setara.


Tips: Tentang Pacaran Kristen
Tidak heran bahwa untuk mencapai tujuan yang agung, orang-orang Kristen bergaul dan berpacaran secara berbeda dengan orang-orang non-Kristen. Pacaran bagi orang Kristen ditandai dengan:
1. Proses Peralihan dari "Subjective Love" ke "Objective Love."
"Subjective love" sebenarnya tidak berbeda daripada manipulative love yaitu "kasih dan pemberian yang diberikan untuk memanipulir orang yang menerima". Pemberian yang dipaksakan sesuai dengan kemauan dan tugas dari si pemberi dan tidak memperhitungkan akan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh si penerima. Sesuai dengan "sinful nature"nya setiap anak kecil telah belajar mengembangkan "subjective love". Dan "subjective love" ini tidak dapat menjadi dasar pernikahan. Pacaran adalah saat yang tepat untuk mematikan sinful nature tsb, dan mengubah kecenderungan "subjective love" menjadi "objective love". Yaitu memberi sesuai dengan apa yang baik yang betul-betul dibutuhkan si penerima.
2. Proses Peralihan dari "Envious Love" ke "Jealous Love."
"Envious" sering diterjemahkan sama dengan "jealous" yaitu cemburu. Padahal "envious" mempunyai pengertian yang berbeda. "Envious" adalah kecemburuan yang negatif yang ingin mengambil dan merebut apa yang tidak menjadi haknya. Sedangkan "jealous" adalah kecemburuan yang positif yang menuntut apa yang memang menjadi hak dan miliknya. Tidak heran, kalau Alkitab sering menyaksikan Allah sebagai Allah yang "jealous", yang cemburu (misal: 20:5). Israel milik-Nya umat tebusan-Nya. Kalau Israel menyembah berhala atau lebih mempercayai bangsa-bangsa kafir sebagai pelindungnya, Allah cemburu dan akan merebut Israel kembali kepada-Nya.
Begitu pula dengan pergaulan pemuda-pemudi. Pacaran muda-mudi Kristen harus ditandai dengan "jealous love". Mereka tidak boleh menuntut "sesuatu" yang bukan atau belum menjadi haknya (seperti: hubungan seksuil, wewenang mengatur kehidupannya, dsb). Tetapi mereka harus menuntut apa yang memang menjadi haknya, seperti kesempatan untuk dialog, pelayanan ibadah pada Allah dalam Tuhan Yesus, dsb.
3. Proses Peralihan dari "Romantic Love" ke "Real Love."
"Romantic love" adalah kasih yang tidak realistis, kasih dalam alam mimpi yang didasarkan pada pengertian yang keliru bahwa "kehidupan ini manis semata-mata". Muda-mudi yang berpacaran biasanya terjerat pada "romantic love". Mereka semata-mata menikmati hidup sepuas-puasnya tanpa coba mempertanyakan realitanya, misal:
apakah kata-kata dan janji-janjinya dapat dipercaya?
apakah dia memang orang yang begitu sabar, "caring", penuh tanggung jawab seperti yang selama ini ditampilkan?
apakah realita hidup akan seperti ini terus (penuh cumbu-rayu, rekreasi, jalan-jalan, cari hiburan) ?

Pacaran adalah persiapan pernikahan, oleh karena itu pacaran Kristen tidak mengenal "dimabuk cinta". Pacaran Kristen boleh dinikmati tetapi harus berpegang pada hal-hal yang realistis.
4. Proses Peralihan dari "Activity Center" ke "Dialog Center."
Pacaran dari orang-orang non-Kristen hampir selalu "activity- center". Isi dan pusat dari pacaran tidak lain daripada aktivitas (nonton, jalan-jalan, duduk berdampingan, cari tempat rekreasi, dsb.), sehingga pacaran 10 tahun pun tetap merupakan 2 pribadi yang saling tidak mengenal. Sedangkan pacaran orang-orang Kristen berbeda. Sekali lagi orang-orang Kristen juga boleh berekreasi dsb, tetapi "center"nya (isi dan pusatnya) bukan pada rekreasi itu sendiri, tapi pada dialog yaitu interaksi antara dua pribadi secara utuh (Martin Buber, "I and Thou", by Walter Kauffmann, Charles Scribner's Sons, NY: 1970), sehingga hasilnya suatu pengenalan yang benar dan mendalam.

5. Proses Peralihan dari "Sexual Oriented" ke "Personal Oriented."
Pacaran orang Kristen bukanlah saat untuk melatih dan melampiaskan kebutuhan seksuil. Orientasi dari kedua insan tsb, bukanlah pada hal-hal seksuil, tapi sekali lagi (seperti telah disebutkan dalam no. 4) pada pengenalan pribadi yang mendalam.
Jadi, masa pacaran tidak lain daripada masa persiapan pernikahan. Oleh karena itu pengenalan pribadi yang mendalam adalah "keharusan". Melalui dialog, kita akan mengenal beberapa hal yang sangat primer sebagai dasar pertimbangan apakah pacaran akan diteruskan atau putus sampai disini.

Beberapa hal yang primer tsb, antara lain:
a. Imannya.
Apakah sebagai orang Kristen dia betul-betul sudah dilahirkan kembali (Yoh 3:3), mempunyai rasa takut akan Tuhan (Amsal 1:7) lebih daripada ketakutannya pada manusia, sehingga di tempat- tempat yang tersembunyi dari mata manusia sekalipun ia tetap takut berbuat dosa. Apakah ia mempunyai kehausan akan kebenaran Allah dan menjunjung tinggi hal-hal rohani?
b. Kematangan Pribadinya.
Apakah ia dapat menyelesaikan konflik-konflik dalam hidupnya dengan cara yang baik? Dapat bergaul dan menghormati orang-orang tua? Apakah ia menghargai pendapat orang lain?
c. Temperamennya.
Apakah ia dapat menerima dan memberi kasih secara sehat? Dapat menempatkan diri dalam lingkungan yang baru bahkan sanggup membina komunikasi dengan mereka? Apakah emosinya cukup stabil?
d. Tanggung-jawabnya.
Apakah dia secara konsisten dapat menunjukkan tanggung-jawabnya, baik dalam studi, pekerjaan, uang, seks, dsb.?
Kegagalan dialog akan menutup kemungkinan mengenali hal-hal yang primer di atas. Dan pacaran 10 tahun sekalipun belum mempersiapkan mereka memasuki phase pernikahan.
Kegagalan dalam dialog biasanya ditandai dengan pemikiran- pemikiran:
Saya takut bertengkar dengan dia, takut menanyakan hal-hal yang dia tidak sukai.
Setiap kali bertemu kami selalu mencari acara keluar ... atau kami ingin selalu bercumbuan saja.
Saya rasa "dia akan meninggalkan saya" kalau saya menuntut kebenaran yang saya yakini. Saya takut ditinggalkan.
Saya tidak keberatan atas kebiasaannya, wataknya bahkan jalan pikirannya asalkan dia tetap mencintai saya, dsb.

Apa kata Alkitab mengenai hubungan kencan / pacaran ?
Tuhan menginginkan yang terbaik untuk kita dalam setiap aspek kehidupan. Termasuk diantaranya hubungan kita dengan kekasih/pacar. Kita berkencan untuk mendapatkan kesenangan, persahabatan, pengembangan kepribadian dan memilih kawan, bukan untuk popularitas atau untuk merasa aman. Jangan biarkan lingkungan pergaulan memaksa kamu memasuki situasi kencan yang kurang pantas. Ketahuilah bahwa lebih dari 50% remaja putri dan lebih dari 40% remaja putra tidak pernah berkencan pada masa-masa SMA. Alkitab memberikan kita beberapa pegangan yang jelas untuk membimbing kita dalam membuat keputusan mengenai soal kencan/pacaran.
Jagalah hatimu.Alkitab mengatakan kepada kita untuk berhati-hati dalam memberikan/menyampaikan kasih sayang kita, karena hati kita mempengaruhi segala sesuatu dalam hidup kita.
"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23)
Kamu akan menjadi seperti teman-temanmu bergaul.Kita juga cenderung menjadi seperti teman-teman sepergaulan kita. Prinsip ini berhubungan erat dengan yang hal yang pertama dan sama pentingnya dalam pergaulan seperti dalam hubungan kencan/pacaran.
"Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33)
Orang Kristiani hanya boleh berkencan/berpacaran dengan sesama Kristiani ????????????.Biarpun berteman dengan teman non-kristen tidak dilarang, mereka yang khususnya dekat di hati haruslah orang percaya yang sudah dewasa yang merupakan pengikut Kristus yang taat dalam hidupnya.
"Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? " (2 Korintus 6:14).
Seberapa jauhkah terlalu jauh?
Banyak pelajar-pelajar menanyakan, "Seberapa jauh yang kita boleh lakukan dalam berpacaran/berkencan?" Beberapa prinsip yang akan menolongmu untuk memutuskan apa yang pantas dan yang tidak dalam berpacaran/berkencan:
Apakah situasi yang kuciptakan mengundang dosa seksual atau menghindarinya?1 Korintus 6:18 berkata "Jauhkanlah dirimu dari percabulan! " Kita tidak dapat melakukan ini apabila kita mencobai diri kita sendiri karena kecerobohan kita.
Bagaimanakah reputasi sang kekasih/pacar?Ketika menerima undangan kencan pada dasarnya seperti berkata, "Aku memiliki kesamaan pandangan dengan engkau." Hal inilah yang dapat membuat kamu menyesal nantinya. Ingatlah 1 Korintus 15:33, "Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik."
Apakah ada pengaruh obat-obatan atau alkohol?Jangan merubah pandanganmu hanya untuk pacarmu.
Apa aku tertarik dengan tipe orang yg salah?Yakinkan bahwa pesan yang kamu sampaikan dengan perbuatanmu tidak membuat orang lain merubah pandanganmu.
Sadarkah aku kalau dosa itu terbit dari hati?Matius 5:28 berkata, "Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya sudah berzinah dengan dia dalam hatinya"
Apakah tempat berkencanmu tepat dan pantas?Tujuan yang baik kadang terlupakan oleh godaan dan kesempatan yang terlalu besar.
Apakah aku melakukan sesuatu yang merangsang secara seksual?Jangan melakukan kontak yang merangsang seksual seperti 'petting'.
Kalau sudah terlanjur jauh, mengapa memutuskan untuk berhenti?
Tuhan itu pengampun.1 Yohanes 1:9 berkata bahwa Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Kamu dapat mulai sesuatu yang baru dengan Tuhan kapanpun.
Tuhan itu kudus.FirmanNya berkata bahwa dosa sex itu salah, dan Dia tahu segala yang terbaik.
Tuhan itu penuh kasih.Tuhan tau bahwa hubungan yang terlalu jauh sebelum pernikahan cenderung memisahkan sebuah pasangan dan mengakibatkan pernikahan yang kurang bahagia. Ia tahu bahwa banyak pria tidak mau menikahi wanita yang pernah berhubungan terlalu intim dengan pria lain

Pacaran Sehat tu Gimana ????????

PACARAN atau tidak di zaman canggih sekarang ini, adalah sebuah pilihan. Nggak ada lagi aturan yang mengatakan bahwa remaja tuh nggak gaul kalo nggak pacaran. Kalau nggak pengen pacaran, ya kita nggak usah pacaran. Orang pacaran musti jelas motivasinya, dan harus positif. Kalo nggak, mending nggak usah aja. Jangan salah mengartikan gaul ya. Yang namanya gaul tuh justru mereka yang percaya diri, berprestasi, tahu apa yang dia mau, dan tentu saja tahu bagaimana mengemukakan keberatan kalo dia memang nggak mau. Nah kalo kita mau pacaran, pastikan deh gaya pacaran kita itu masuk kategori pacaran sehat. Yang namanya pacaran sehat bukan berarti tiap kali ngapel kita sambil push-up, main basket atau senam aerobic lho! Pacaran sehat itu berarti pacaran yang tidak "bikin penyakit". Maksudnya pacaran yang bertanggung jawab, jelas tujuannya, dan tidak merugikan satu sama lain. Lebih detail lagi, pacaran sehat bisa dijelaskan begini: Sehat secara psikologis. Pacaran biasanya tujuannya untuk saling mengenal satu sama lain. Buat remaja kayak kita, pacaran biasanya identik dengan hepi hepi. Bisa saling mengekspresikan rasa sayang, cinta, saling memberi dukungan, dan pokoknya ada temen yang asik punya untuk diajak kemana mana. Pacaran menjadi tidak sehat kalau mulai main paksa paksaan, cemburu berlebihan, terlalu posesif, berantem terus, pokoknya bukannya hepi hepi yang didapat, tapi malah bikin stress, ketakutan, tertekan, selalu terpaksa, dll. Sehat secara fisik Biasanya yang paling ditakutkan ortu kalau kita pacaran adalah bahwa kita tidak bisa menjaga diri kita agar "tetap utuh". Karena ortu tahu dan masih inget bagaimana yang namanya remaja itu sangat bergejolak, selalu pengen coba coba, dan mudah terpengaruh. Banyak remaja perempuan hamil karena pengen coba coba dan nggak bisa menolak bujukan pacar. Remaja cowok juga banyak yang terpengaruh pandangan bahwa kalau belum bisa menggaet cewek berarti dia cowok memble. Akhirnya gara gara mereka berdua nggak punya "kekuatan" untuk menjadi diri sendiri, jadinya tergelincir, coba coba melakukan hubungan seksual dan akhirnya menyesal seumur hidup. Tadinya hubungan seks pertama yang mereka pikir bakal indah tidak terlupakan, ternyata memang bener bener tak terlupakan, saking nyeselnya..... Kehamilan hanya salah satu resiko. Belum kalau kena PMS (Penyakit Menular seksual). Ingat ya, udah nggak jamannya lagi ngelihat kebersihan seseorang hanya dari penampilan luar. Tampaknya sih dari luar doi keren abis, kulitnya bersih, anak orang kaya, dll, padahal belum tentu dia nggak punya penyakit menular seksual. Nah jadi pacaran yang sehat salah satunya adalah tidak menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit, dan gangguan fisik lainnya (selaput dara robek, dll). Sehat secara sosial Kadang kalo kita lihat orang pacaran di tempat umum bisa bikin kita jengah sendiri deh! Anak SMU pacaran di halte bus kota, sambil ciuman nggak peduli banyak orang ngelihat. Bukannya sirik ya, tapi perilaku kayak gitu nggak pantas deh! Orang orang yang lebih dewasa malah lebih seru lagi. Jangan lupa bahwa kita hidup di masyarakat yang memiliki norma dan adat istiadat yang berlaku umum di lingkungan kita. Sebagai anggota sebuah masyarakat (kecuali kamu tinggal di pulau terpencil kayak Tom Hanks di film "out cast") kamu harus menghargai norma yang berlaku disitu. Jangan mentang mentang kata orang "dunia hanya milik kita berdua" terus orang lain disekitarnya bener bener dicuekin. Pulang ngapel larut malem melebihi jam malam di kawasan kita, juga suka bikin sebel masyarakat, biasanya ortu bakal keberatan dan jangan jangan gara gara dianggap nggak sopan kita malah dilarang pacaran sama mereka. Kalau gaya pacaran kita udah bikin masalah di lingkungan, berarti pacaran kita udah nggak sehat. Selain Norma masyarakat kita juga punya norma Agama. Agama juga memberikan batasan batasan bagi kita dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis. Jadi temen temen, sehat secara sosial dalam pacaran juga musti dijamin. Yang namanya nama baik tuh sulit didapat atau dipertahankan. Jangan hanya gara gara kita lagi hepi kita jadi kehilangan nama baik dan nggak diterima di masyarakat kita sendiri. Nah temen temen, untuk dianggap berpacaran dengan sehat dan bertanggung jawab, ketiga kriteria itu musti dipenuhi, nggak boleh setengah setengah. Banyak memang pertimbangan yang harus kita ambil kalau kita mau pacaran. Buat kalian yang udah pada pacaran, coba deh di kaji lagi gaya pacaran kalian, sudah sehat atau baru setengah sehat, atau jangan jangan nggak sehat sama sekali. Sebelum terlanjur, cepet gih ambil keputusan! Semoga sukses ya. (pkbi)

Yang namanya pacaran pasti ada efeknya dengan kehidupan kita. Bisa berefek positif, bisa juga berefek negatif. Namun, semua tergantung bagaimana kita menjalaninya.
Pacaran sih boleh saja, tapi harus mengerti batasannya. Pacaran "sehat" harus diterapkan oleh para remaja agar tidak terkena akibatnya. Nah, bagaimana sih gaya pacaran yang bisa kita sebut dengan pacaran sehat?1. Sehat fisikSehat secara fisik berarti tidak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun cowok secara fisik memang lebih kuat, bukan berarti cowok dapat seenaknya menindas kaum cewek. 2. Sehat emosionalHubungan kita dengan orang lain akan terjalin dengan baik apabila ada rasa nyaman, saling pengertian, dan juga keterbukaan. Kita tidak hanya dituntut untuk mengenali
emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Yang paling penting adalah bagaimana kita mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik.3. Sehat sosialPacaran sebaiknya bersifat tidak mengikat, artinya hubungan sosial dengan yang lain tetap harus dijaga dan kita tidak selalu fokus hanya pada pacar saja.4. Sehat seksualSecara biologis, kaum remaja mengalami perkembangan dan kematangan seks. Tanpa disadari, pacaran juga mempengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik dapat mendorong keinginan untuk melakukan kontak fisik yang lebih jauh. Jika hal itu diteruskan dan tidak terkontrol, maka dapat menimbulkan hal-hal yang sangat berisiko.Nah..bagaimana agar pacaran kita sehat dan tetap awet? Disini kita harus punya prinsip. Artinya, segala sesuatu yang kita lakukan memiliki dasar dan tujuan yang jelas. Dalam berpacaran, mungkin saja kita menemukan perbedaan prinsip, khususnya tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Hal itu adalah wajar, asalkan tetap saling menghargai. Setiap orang, khususnya remaja, mempunyai hak untuk bicara secara terbuka, termasuk mengungkapkan prinsipnya masing-masing.Mengungkapkan prinsip yang kita pegang akan berpengaruh pada penerimaan orang lain. Maksud dan keinginan kita akan sulit diterima dan dimengerti orang lain kalau kita tidak tahu bagaimana mengomunikasikannya dengan baik. Intinya, kita juga harus mengerti atau memahami bagaimana cara berkomunikasi yang baik.


Bumbu Pacaran
Saban ketemu, doi nggak pernah lupa bawa bunga mawar dan cokelat, tiap ngomong selalu melontarkan kata mutiara, tiap turun dari mobil pintu selalu dibukakan, mau duduk, doi udah siap menarik kursi. Hmm…inikah yang disebut romantis? "Romantis itu nggak harus ditunjukkan dengan rajin memberi doi bunga mawar atau melontarkan kata-kata indah. Dengan melakukan hal-hal yang orang lain nggak lakukan pun, menurut saya, bisa dikatakan romantis," ujar Irwan. Romantis, menurut Irwan, bukan gaya-gayaan melainkan bumbu dalam pacaran."Siapa bilang romantis itu nggak perlu. Malah, dengan bersikap romantis, hubungan dengan pacar bisa makin lengket. Tapi, romantisnya nggak usah dipamerkan pada umum. Ada 'kan orang yang pacarannya sok romantis. Kemana-mana selalu berpelukan seperti Teletubbies," cerita Irwan. Untuk menilai diri sendiri apakah romantis or tidak, Irwan mengaku tak bisa. Namun, dia memiliki teman yang sangat romantis pada ceweknya."Sejak pedekate hingga jadian, temanku itu selalu bersikap romantis pada ceweknya. Apapun akan dilakukan demi doinya. Dia nggak pernah ngasih bunga mawar tapi cara memperlakukan pacarnya, yang membuat kita melihatnya sebagai cowok yang romantis," imbuh Irwan. Rajin ngantar ceweknya dan selalu siap gebantuin adalah contoh sikap romantis yang dilakukan oleh temannyaIrwan.Teman romantis yang dimiliki oleh Irwan, juga bukanlah tipe yang doyan mengeluarkan kata-kata puitis. "Dia paling anti dengan kata-kata yang berbunga-bunga. Tapi, tetap aja kami menilainya sebagai orang yang sangat romantis," jelas anak Smunel itu.
Tips Pacaran Direstui Orang Tua
Pacaran tidak direstui orang tua, terus bagaiman jadinya????????mosok dalam harus “ Kucing-kucingan “
Berikut tips agar pacaran direstui oleh kedua belah pihak orang tua:
1. Pelan-pelanJangan pernah langsung bilang ke orang tua kalau kita pacaran. Bilang aja bahwa cewek atau cowok tersebut itu cuma teman. Soalnya kalau kita bilang langsung, apalagi buat kamu yang belum usia 17 tahun, pasti orangtua akan melarang. Kamu akan disuruh fokus sekolah ketimbang menjalin hubungan dengan lawan jenis.2. Jangan diam sajaKetika kamu datang ke rumah pacar, selalu ingat pepatah "datang tampak muka, pergi tampak punggung". Itu artinya kita harus selalu ingat untuk mengucap salam ketika datang dan berpamitan kepada orang tua pacar. Biar gimana, mereka adalah yang punya rumah serta pacar kamu itu.3. Jangan terlalu seringUsahakan untuk jangan terlalu sering datang ke rumah pacarmu dulu. Terutama buat cewek, kata orang Sunda, eta teh pamali. Biarkan waktu berjalan dulu. Pasalnya, kalau kamu terlalu sering datang, bisa-bisa mereka ngira kamu nggak punya rumah4. Interaksi itu pentingPacaran sama seseorang bukan berarti di dunia cuma ada kalian berdua. Jangan lupa, pasangan kamu itu punya lingkungan. Jangan pernah sungkan untuk berinteraksi dengan orang di lingkungan pacar kamu. Terutama orang tuanya. Tapi jangan pernah kita terlalu membanggakan diri di depan mereka, kita harus ingat bahwa sombong itu dosa yang paling disukai setan!

Banyak pasangan yang putus hanya gara-gara gaya pacaran yang tidak sesuai. Biar tetap awet, lebih baik kenali dulu gaya pacaran kita yang sebenarnya.
1. Trusted Love Biarpun tidak selalu mesra, gaya pacarannya seperti ini umumnya saling mengisi. Biasanya mereka justru lebih sering terlihat kongkow dengan teman-teman dan selalu berbagi cerita sambil bercanda dan melempar senyum. Gaya pacaran seperti ini bikin kita rileks menghadapi masalah atau melewati saat-saat buruk saat pacaran. Sayangnya sering 'miskin' kejutan. 2. Tak Bisa Pisah Bermesraan dan bercumbu di mana saja adalah ciri utama pasangan yang menganut gaya ini. Mereka ingin menunjukkan kepada semua orang kalau mereka adalah pasangan sejati. Jangan terlalu berlebihan, deh, karena hubungan bisa jadi basi dan rasa bosan datang. Sesuatu yang sifatnya kejutan pasti akan terasa lebih berkesan dibandingkan yang terjadi terus-terusan. 3. Dramatis Hubungan mereka nggak jelas. Kadang terlihat mesra tapi minggu berikutnya berantem besar! Gaya pacaran ini memang tidak membosankan tapi sangat melelahkan. Bila salah satu dari pasangan itu termasuk sabar, tentu tidak akan terlalu masalah. Tapi bisa bertahan sampai kapan? 4. "Just for Fun" Pasangan yang satu ini masing-masing punya kehidupan sendiri. Rasa saling menyukai dan membutuhkan yang ada lebih bersifat persahabatan. Tidak ada target yang mereka kejar dan tidak ada masalah kalau hubungan mereka tidak berlanjut ke jenjang yang lebih serius. Dalam hubungan seperti ini, kejujuran dan keterbukaan bisa sangat diandalkan namun jangan sampai terlena—ingat umur! 5. 'Ketagihan' Cinta Bagi mereka, jatuh cinta ibarat ganti baju. Anehnya, setiap kali jatuh cinta, mereka pasti selalu merasa yakin kalau pacarnya kali ini adalah pacar yang paling ideal. Jika kita bertipe seperti ini, siap-siap mendapat citra buruk. Sebelum memutuskan untuk pacaran, lebih baik jadi teman atau sahabat saja dulu, kalau memangnya cocok, baru dilanjutin. 6. Pasangan Kamuflase Hubungan mereka sulit ditebak. Bila ditanya, dua-duanya tidak akan menjawab apa-apa, paling cuma tersenyum. Gaya pacaran ini bikin kita leluasa untuk tetap berstatus 'single'. Tapi dengan catatan, tidak boleh ada kata cemburu! Kalau tiba-tiba ada orang lain yang naksir si dia, kita tidak boleh marah! 7. Perfect Couple Mereka sama-sama keren, pintar, gaul, dan tajir. Begitu idealnya, sampai-sampai kita sering bertanya bagaimana kalau mereka berpisah. Gaya pacaran seperti ini membuat kita harus hati-hati. Tak sedikit dari mereka yang mungkin hanya saling ingin memanfaatkan. Segera lakukan evaluasi dan koreksi bila terjadi sesuatu yang tidak berkenan di hati. 8. Pasangan yang Memesona Kita merasa senang bila melihat mereka—demikian pula orang lain. Ajaklah mereka makan malam dan sudah pasti orang lain yang kita undang pasti akan langsung bersedia untuk datang juga. Bila kita dan si dia seperti ini, tetaplah bersikap low profile. Menjadi pusat perhatian memang asyik, tapi jangan bersikap berlebihan. 9. Tidak Klop Sifat mereka saling bertolak belakang, saling menguasai atau saling takut antara satu dengan yang lain. Cobalah bersikap natural bila berhadapan dengan orang lain, jadi diri sendiri dan tunjukkan kalau kita sungguh-sungguh menyukainya si dia. 10. Si Lajang Kelakuan mereka seperti orang yang masih lajang saja, ke mana-mana sendirian dan tidak pernah mengenalkan kepada siapapun siapa pacar mereka sebenarnya. Bahkan seringkali salah satu di antara mereka kelihatan malu bila ada yang memergoki mereka sedang berduaan. Kalau kita seperti ini, wah... pasti banyak orang yang tidak simpati. Kenapa harus malu mengakui keberadaan si dia? Lain halnya kalau kita sengaja pacaran backstreet.

Tentang Cinta (LOVE)
Segalanya Tentang Cinta
Lelaki Bagaimanakah Yang Anda Mahu?
Memilih lelaki untuk dijadikan pasangan hidup bukan semudah memilih baju untuk hadir majlis harijadi. Jika baju, tak suka yang itu,pilih saja yang ini. Kalau warnanya seperti tidak match,pilih saja warna yang lain.
Bagaimana hendak mengenal lelaki yang sesuai, baik dan serasi? Persoalan ini memang patui menghantui setiap orang sebab tersalah pilih, hidup akan menjadi tidak amat selesa. Macam-macam perkara boleh ditimbulkanoleh sang lelaki, tatkala dia sudah pun bergelar suami. Tidak semudahmenukar baju jika ingin lari darinya. Malah dia bagaikan baju plastik yang melekat di badan.
Jika anda mendapat lelaki yang okey,segala segi,anda sangat beruntung. Hidup anda akan terpenuh dengan keindahan dan kenikmatan. Tetapi jika anda mendapat lelaki tidak okey,segala segi, ibarat anda telah menghampiri ‘neraka dunia’.
Apa kriteria yang boleh anda pegang apabila memilih lelaki:
1.Bagaimana agamanya?Jika dia nyata mengabaikan kewajibannya sebagai manusia yang beragama, (terutama sembahyang fardu), usahlah harapkan sesuatu yang menarik daripadanya. Mungkin dia kaya dan penyayang serta boleh memberikan semuanya, tetapi haluan menuju ketuhanan, dia bukanlah pilihan terbaik. Betul, bukan semua lelaki yang sembahyang itu baik, tetapi sekurang-kurangnya haluan pimpinannya jelas. Agama diturunkan untuk memantau kehidupan manusia, maka manusia perlu menerima pantauan itu untuk selamat. Soal ini tiada siapa terkecuali.
2.Bagaimana dia melayani ibu bapanyaSeorang lelaki yang bertanggungjawab adalah seorang yang tidak pernah mengabaikan tanggungjawabnya terhadap ibu dan bapanya. Anda boleh lihat dengan jelas akan hal ini. Jika dia menangguhkan pulang ke kampung semata-mata untuk anda, dia bukanlah seorang family man,lantas bukanlah calon terbaik untuk menepati ciri-ciri lelaki pilihan. Seorang lelaki yang mengambil berat ibu dan ayahnya adalah seorang yang boleh diharap.
3.Bagaimana dia berkelakuan sewaktu bersama andaJika dia demand beberapa hal yang tidak munasabah dan ‘tidak boleh’ sebelum masanya, dia bukanlah lelaki yang terbaik.Cinta tidak perlu dibuktikan dengan perlakuan-perlakuan sumbang membawa kemurkaan TUHAN. Ramai wanita silap dalam menafsirkan pengorbanan cinta. Berkorbanlah untuk mendapatkan cinta yang sejati,tetapi tidak usah hingga terkorban diri.Ingat,wanita ibarat rama-rama, selagi warna sayapnya tidak terurai,selagi itulah dia diminati dan disayangi.
4.Bagaimana keluarga melayaninyaJika boleh dapatkanlah latarbelakang keluarganya. Keluarga yang rosak dan porak peranda biasanya terdiri daripada ahli yang rosak dan juga porak peranda. Perhati juga bagaimana keluarga melayaninya.Jika keluarga baik terhadapnya,itu menandakan dia baik terhadap keluarga.
5.Siapa sahabatnyaUntuk mengenali dia lihatlah siapa sahabatnya. Sahabatnya adalah cermin untuk dirinya.Jika sahabat-sahabatnya adalah mereka yang baik budi pekerti serta boleh diharap, dia juga sama. Sebaliknya jika dia hanya bergaul dengan orang yang rosak akhlak,dia juga mungkin tidak terkecuali.
6.Apakah kegiatan hidupnyaLantaran jika dialah pilihan anda dan putus untuk mengakhiri hubungan itu dengan perkahwinan, usah ambil mudah tentang aktiviti hidupnya,maksud saya pekerjaan serta kegemaran serta wawasannya.Ini penting sekali sebab corak kehidupan akan ditentukan oleh apa kegiatan hidupnya serta apa kegemarannya juga apa wawasannya. Pastikan dia mempunya pekerjaan, tidak semestinya makan gaji,perniagaan juga baik. Pertanian, perladangan, penternakan dan juga perikanan juga baik. Semua itu bidang pekerjaan yang mulia. Ramai orang tidak kisah dengan bidang pekerjaan teman lelakinya sewaktu di alam percintaan,kemudian menanggung derita setelah berkahwin apabila mengetahui sebenarnya dia tiada pekerjaan, pemalas bahkan penagih dadah.Sukailah dia dan sukailah pekerjaannya,selagi halal,adalah mulia di sisi ALLAH.
7.Lihatlah diri anda sendiriLihatlah diri anda sendiri.Bagaimana lelaki yang ada inginkan begitulah diri anda sebenarnya.Jika anda memiliki akhlak yang baik,dia semestinya juga begitu.Jarang orang yang tidak sama peribadi boleh menjalin hubungan intim dan penuh persefahaman.
8.Semaklah dirinya berpandukan Formula 3EAda 3 pecahan daripada formula 3E yang boleh anda suaikan dengan peribadi dan perwatakannya :
i.Lihat sifat-sifat semula jadi serta perwatakan (negatif dan positif) melalui bulan kelahirannya.Misalnya jika dia dilahirkan pada bulan Mac,biasanya (tak wajib betul harus salah) dia seorang yang mudah merajuk,seorang perasa,baik,sensitif,romantik,tahu membalas jasa,bijak,boleh menyelesaikan masalah orang,penyayang serta setia apabila bercinta.Negatifnya dia seorang yang suka berangan-angan dan kadang-kadang sangat pemalas.Pengetahuan anda terhadap perwatakan-perwatakan sebegini memudahkan anda mengenali sifat-sifatnya.
ii.Lihat tarikh lahirnya dan buat kiraan tertentu.Setiap angka dari 1 hingga 9 boleh menerangkan wawasannya.Kita boleh membaca fikiran orang sekiranya kita tahu angka peribadinya.
iii.Kenali warna kegemarannya dan dapatkan definisinya.
Mengenali lelaki adalah cabaran utama wanita dalam langkah pertama membina cinta.Mengenali peribadi dan psikologi lelaki pula adalah langkah tuntas menuju kebahagiaan dan kecemerlangan keluarga setelah berkahwin.Lelaki bagaimanakah yang anda inginkan?Pilih,kemudian tafsir,renung dan fikir,usah suka,terus ambil kemudian kahwin lalu menderita.Anda mampu mengubahnya.
Wanita Ibarat Rama-Rama
Lihatlah rama-rama, ia cantik. Apabila pandangan kita dihiasi rama-rama, kita menjadi suka dan ceria. Hampir semua orang akan tersenyum melihat rama-rama. Ia mengindahkan alam dan menyempurnakan sekuntum bunga. Seindah mana pun bunga tanpa rama-rama mahu hinggap di situ, tentu ada sesuatu yang tidak kena.
Cubalah tangkap dan pegang rama-rama itu dengan sayapnya. Lihat apa yang melekat di jari anda warna dan corak rama-rama itu telah berpindah ke jari-jari anda. Kemudian lepaskan kembali, ia terbang tapi lebih terbuai oleh angin. Siapa pun yang akan menangkapnya kembali tidak tertarik padanya lagi. Harganya telah tiada untuk dikagumi, disimpan mahukan diawetkan.
Rama-rama ibarat wanita. Ia indah untuk dipegang tetapi nilainya cepat turun setiap kali ada tangan- tangan yang tidak wajar hinggap pada tubuhnya. Memang fizikalnya tiada apa-apa yang kurang, tapi harga diri dan maruah telah mula tercemar.
Begitulah wanita. Ia bagaikan rama-rama yang terbang membawa corak-corak indah, apabila corak-corak itu telah pudar ia tidak dipedulikan lagi. Harga rama-rama terletak pada warna dan coraknya; harga wanita terletak pada apakah tubuhnya masih tulen tatkala dia didampingi oleh suaminya.
Rama-rama terpaksa berjuang untuk memulakan hidupnya. Dia terpaksa membebaskan diri daripada kepompong. Bukan mudah untuk keluar daripada kepompong yang mengikat itu. Sedangkan sepanjang berada di dalam kepompong tiada siapa pedulikannya, malah tatkala bergelar ulat ia lebih dibenci.
Sulitnya untuk akhirnya bergelar rama-rama. Terpaksa melalui kitaran dan evolusi bentuk. Daripada sesuatu yang menjijikan akhirnya bertukar menjadi sesuatu yang amat menyenangkan. Rama-rama adalah contoh terbaik wanita untuk sedar betapa bernilainya kehidupan mereka. Sewaktu anda dipuja, usah terlalu mabuk sebaliknya kenang-kenang kehidupan serba susah sebelum itu. Sewaktu anda digoda, dihambat dan dirayu usah terlalu mudah menyerah sebab ingatlah mereka yang bersusah payah memastikan anda dapat bangkit sebagai manusia sempurna hari ini. Anda tidak muncul sendiri, sebaliknya anda adalah lambang pengorbanan ibu bapa.
Usah jadi rama-rama yang di dalam bingkai gambar indah dipandang tetapi diri sendiri menanggung beban. Hiduplah dengan bebas dan terjemahkan kebebasan itu kepada nilai-nilai murni yang perlu dipertahankan. Hak anda ialah memelihara kehormatan. Selama mana anda memelihara kehormatan dan maruah diri anda berada pada terbaik, sebaik sahaja anda tidak peduli kepada siapa maruah itu hendak diberikan, anda sudah kehilangan masa depan.
Kalaulah rama-rama tahu dia cantik dan sentiasa memukau penglihatan manusia, dia tentu tidak mudah-mudah terbang ke sana sini. Sebab setiap kali ia mengibarkan sayapnya, ia sentiasa terdedah pada bahaya. Namun rama-rama tidak pernah tahu dia itu indah dan sentiasa menjadi sasaran manusia. Jika anda tidak pernah tahu kewanitaan anda itu adalah sasaran terpenting sang penceroboh, anda ibarat rama-rama yang tidak sedar diintai bahaya.
Mahalkan harga diri anda. Semakin sukar anda dimiliki semakin mahal nilai anda di sisi lelaki. Lelaki perosak hanya inginkan kuasa memiliki tetapi tidak mahu setia apalagi memelihara dan melindungi anda.
Usah terperangkap ke dalam tangan yang hanya akan meleraikan warna-warna anda. Setelah warna- warna itu hilang anda dibiarkan. Jadilah wanita angun yang punya nilai dan maruah diri, anda akan lebih dihormati.
Nilai anda bukan terletak pada berapa ramai lelaki yang ingin memiliki anda tetapi berapa ramai yang benar-benar sanggup menyintai anda. Cinta itu terjemahan pada kasih sayang dan belaian sayang penuh ikhlas. Selama mana anda belum menemuinya anggaplah diri anda masih berhak terbang bebas bagaikan sang rama-rama.
Jadilah rama-rama yang mengindahkan alam, jadilah wanita yang membanggakan semua orang.
5 Tips Dalam Berpasangan
1. Saling MempercayaiSetiap pasangan kekasih mestilah mempunyai sikap ini. Anda mestilah mempercayai kekasih anda dari setiap aspek. Samada dari segi percakapan, pemikiran mahupun perbuatan yang dilakukan oleh kekasih anda.
Memang sukar untuk memberikan kepercayaan sekiranya anda pernah dikecewakan. Tetapi apa salahnya sekiranya anda memberikan si Dia kepercayaan anda. Ianya tidak salah bukan?
2. Saling MemahamiFahami diri kekasih anda. Sekiranya anda mengajak si Dia keluar, makan bersama atau pergi menonton wayang dan sebagainya, dan si Dia menjawab “tak nak”, “tak mahu”, biarkanlah si Dia. Maksud biarkan itu adalah, jangan dipaksa-paksa dan fahami kenapa si Dia menjawab demikian. Adakah si Dia sedang sibuk dengan urusan lain? Atau si Dia ada masalah lain? Cuba fahami dirinya.
3. Bertolak AnsurSetiap lautan, akan ada pasang surut airnya. Begitulah juga dalam berpasangan. Tidak dinamakan berpasangan sekiranya tiada sedikit salah faham atau pertelingkahan. Di sini, anda haruslah bertolak ansur dan menurunkan sedikit ego anda. Jangan mengharapkan si Dia bertolak ansur dulu, tapi, andalah yang perlu mulakan. Jangan biarkan pertelingkahan itu berlanjutan kerana ia ibarat seperti kanser. Semakin dibiarkan, semakin parah jadinya.
4. KejujuranAnda, ketika berpasangan hendaklah jujur. Jujur bukan hanya ketika dengan pasangan anda, tetapi juga pada semua masyarakat. Tidak kisah sama ada ibu bapa anda, adik-beradik, rakan-rakan dan sebagainya.
Jujur dalam berpasangan adalah anda tidak berkata dusta, tidak bohong, tidak menipu dan tidak mengkhianati pasangan anda itu. Mungkin ada dikalangan anda berkata, ‘Kenapa aku nak jujur pulak pada dia? Lantak aku lah.” Anda mesti ingat, pada mula anda berpasangan, anda sayang pada si Dia, anda minat pada si Dia, anda suka pada si Dia. Sekiranya anda tidak jujur, adakah segala sayang, suka dan minat itu semuanya dusta belaka?
5. KesetiaanApabila anda berpasangan, kesetiaan merupakan faktor yang anda perlu jaga. Janganlah anda mencari pengganti bagi si Dia ketika anda berpasangan. Ini kerana, si Dia telah memberikan kepercayaan pada anda dan sekiranya anda menduakan si Dia, anda telah memusnahkan harapan dan impian seseorang yang anda pernah kata-katakan ucapan cinta.
Cuba anda letakkan diri anda dalam situasi “ditinggalkan”. Adakah anda akan berasa sedih? Kecewa? Hampa? Sudah semestinya anda akan katakan Ya. Oleh itu, fikirkan perasaan si Dia dan setialah dengan pasangan anda.

Kecantikan Wanita
1. Kecantikan seorang wanita ialah terletak sejauh mana ia dapat menahan(menjaga) malunya, sementara kegagahan seorang lelaki ialah terletak sejauh mana ia dapat menahan (menjaga) marahnya….. 2. Orang yang membujang adalah orang yang belum menemukan penghibur duka dan dia baru memperolehinya dengan berkahwin. 3. Suami adalah orang yang mencari kebahagiaan hidup dengan menghilangkan sebahagian kemerdekaannya. 4. Wanita menghadapi banyak permasalahan; sebahagian diatasi dengan berkahwin dan sebahagian yang lain diatasi setelah dia masuk ke liang kubur.
5. Mata yang paling indah tetapi juga harus diwaspadai adalah mata kaum wanita.
6. Jangan menyalahkan perasaan isteri anda kerana perasaannya yang terbaik ialah ketika ia menerima anda sebagai suami. 7. Perawan tua ialah wanita yang kehilangan kesempatan menyusahkan seorang lelaki.
8. Yang diinginkan seorang gadis dari dunia ini hanyalah seorang suami,dan apabila ia sudah memperolehinya, ia menginginkan segala-galanya. 9. Wanita bisa memaafkan suatu pengkhianatan suaminya, tetapi dia tidak bisa melupakannya.
10. Kecantikan wanita tidak bererti apa-apa dibandingkan dengan kemuliaan akhlak dan perilakunya. 11. Sebelum kahwin, wanita hafal seluruh jawaban dan sesudah kahwin, ia hafal seluruh pertanyaan. 12.. Barangsiapa mengahwini wanita kerana hartanya, maka dia telah menjual kemerdekaannya.
13. Wanita adalah bintang dan pelita bagi lelaki. Tanpa pelita, lelaki bermalam dalam kegelapan. 14. Wanita lebih cepat daripada lelaki dalam menangis dan dalam mengingatkan peristiwa yang menyebabkan dia menangis. 15. Wanita tertawa bila ia mampu dan menangis apabila ia menginginkan sesuatu.

Cinta Sejati Langit Dan Laut
Dahulukala, langit dan laut saling jatuh cinta. Mereka saling menyukai di antara satu sama lain. Oleh sebab sangat sukanya laut terhadap langit, warna laut sama dengan warna langit. Oleh sebab sangat sukanya langit terhadap laut, warna langit sama denga warna laut.
Setiap senja datang, si laut dengan lembut sekali membisikkan kata-kata ‘Aku Cinta Padamu’ ke telinga langit. Setiap kali langit mendengar bisikan penuh cinta laut terhadapnya, langit tidak menjawab apa-apa , hanya tersipu-sipu malu dengan wajah kemerah-merahan.
Suatu hari, datanglah awan. Melihat kecantikan si langit, awan terus jatuh hati terhadap langit, bak cinta pandang pertama. Tetapi tentu sahaja langit hanya setia mencintai laut. Setiap hari, langit hanya mahu melihat laut sahaja. Awan berasa sedih tetapi ia tidak berputus asa mencari cara dan akhirnya mendapat satu akal. Awan mengembangkan dirinya seluas dan sebesar mungkin serta menyusup ke tengah-tengah di antara langit dan laut. Ia berusaha menghalangi pandangan langit dan laut terhadap satu sama lain.
Laut berasa marah kerana tidak dapat melihat langit. Laut mengeluarkan gelombangnya bagi mengusir awan yang mengganggu pandangannya. Tetapi tentu sekali usahanya tidak berhasil. Lalu datanglah angin yang sejak dulu mengetahui hubungan cinta langit dan laut. Angin berasakan perlu membantu langit dan laut menyingkirkan awan yang mengganggu perhubungan mereka yang sekian lama terjalin.
Dengan tiupan keras dan kuat, angin meniup awan. Lantas terpecah-pecahlah awan menjadi berselerak ke banyak bahagian, sehingga ia tidak berupaya lagi melihat langit dengan jelas dan tidak mampu lagi untuk mengungkapkan perasaannya terhadap langit. Kerana rasa terseksa menanggung perasaan cinta yang menggunung tinggi terhadap langit, awan menangis sedih.
Hingga sekarang, kasih antara langit dan laut tidak dapat dipisahkan. Kita juga dapat melihat di mana mereka menjalin kasih. Setiap kali memandang ke hujung laut, di mana ada garisan horizon yang menemukan langit dan laut, di situlah mereka sedang berpacaran.
10 Tips Menolak Cinta Sahabat Karib
1. Menyatakan kepadanya secara berterus-terang bahawa kamu tidak sesuai untuk bercinta dengannya kerana kamu menganggap dia adalah sahabat karib dunia dan akhirat.
2. Menyatakan kepadanya sekiranya kamu menjadi kekasihnya, kamu tidak mungkin boleh mengikut kehendak, arahan dan permintaannya.
3. Kamu dan dia tidak sesuai kerana, selama ini kamu bersikap brutal ketika bersama dia dan tiada ciri2 kekasih yang sejati.
4. Kamu tidak pernah terfikir untuk bercinta dengannya kerana ketika bersahabat pun anda tidak peduli dengan kehadirannya.
5. Menerangkan kepadanya bahawa masih ramai lagi gadis/jejaka diluar sana yang mempunyai ciri2 pasangan yang diidamkan olehnya.
6. Cuba mengelakkan diri kamu daripada bertembung dengannya ditempat kerja, sekolah atau ditempat yang anda dan rakan2 lain selalu berkumpul.
7. Jelaskan padanya anda lebih sayangkan ikatan persahabatan anda daripada menjadi seorang kekasih yang perlu ada komitmen dan bersifat setia.
8. Kamu jelaskan padanya bahawa kamu lebih mesra dan selesa sekiranya tetap terus berkawan sahaja kerana kamu sudah tahu perangainya ketika kamu menjadi sahabatnya dulu.
9. Nyatakan padanya bahawa kamu sudah mempunyai calon dan bakal kekasih yang sesuia dengan diri kamu. Tapi harus diingat jelaskan secara baik kerana kamu mungkin hilang kawan baik yang kamu sayang.
10. Bertegas dengan penderian kamu sekiranya kamu betul2 tidak dapat menerimanya. Ikut kata hati kamu dan jangan termakan pujuk rayu si dia. Akhir sekali katakan dan tegaskan kepadanya “KAU MASIH SAHABATKU“
Cinta Remaja
Cinta ketika remaja, adakah ia perlu, harus atau tidak? Terdapat pelbagai pendapat tentang hal ini namun bagi saya cinta sesama insan ketika remaja boleh dijalinkan asalkan masing-masing tahu batasan dan mengawal perasaan cinta itu.
Perasaan untuk mencintai dan dicintai memang tidak dapat dielakkan oleh semua insan terutamanya bagi remaja. Perhubungan ini seharusnya membawa kesan yang positif bagi remaja kerana mereka mempunyai pendorong untuk memberi galakan atau persaigan dalam bidang pelajaran selain daripada ibu bapa mereka yang sentiasa mendoakan kejayaan mereka.
Namun remaja haruslah mengamalkan sikap berhati-hati dan tidak melanggar batasan adat timur dan agama semasa bercinta. Mereka seharusnya mengikut perasaan remaja mereka dan sama-sama belajar untuk menjadi orang dewasa yang lebih baik.
Ramai pasangan yang melafazkan cinta, tetapi sebenarnya mereka tidak mengetahui mengapa dan Kenapa mereka bercinta. Alam percintaan sememangnya indah, bagi pasangan yang sedang asyik dilamun cinta, dunia ini ibarat mereka yang punya.
Namun begitu masih ramai yang tidak mengetahui apa itu cinta dan bagaimana mahu menjadikan ikatan cinta yang dijalin akan terus membawa ke jinjing pelamin. Kefahaman tentang konsep cinta antara lelaki dan wanita perlu diketahui serba sedikit agar hubungan cinta yang dijalin tidak membawa kepada kekecewaan.
Bagi wanita cinta adalah sejenis emosi. Kepada orang lelaki cinta adalah suatu peristiwa, suatu kejadian dan bukannya emosi. Setiap peristiwa mempunyai permulaan dan penghujung. oleh itu bagi orang lelaki sekali mereka jatuh cinta dengan wanita, maka cinta itu akan terus kekal jika tiada halangan yang menimpa.
Oleh sebab itu, lelaki apabila telah melafazkan cintanya kepada wanita, tidak kiralah melalui apa sekali pun, sama ada ikatan janji yang diucapkan sesama sendiri, ikatan tali pertunangan, mahupun melalui pernikahan, maka baginya selepas itu perkataan cinta tidak perlu disebut-sebut lagi.
Berlainan pula dengan wanita, mereka mahu sentiasa mendengar kata-kata belaian kasih dibisikan di telinga mereka walaupun seribu kali dalam sehari. Inilah yang menjadi perbezaan ketara istilah “cinta” bagi lelaki dan wanita.
Bagaimana Jika Cewek Lebih Agresif ?
Topik seputar permasalah remaja dan pacaran tampaknya selalu menarik untuk dikupas. Apalagi bila menjelang hari kasih sayang yang lebih dikenal Hari Valentine.
2. Berbagai pertanyaan seputar pacaran terlontar dari para peserta yang hadir. Seperti yang dilontarkan Egit salah seorang peserta. "Bagaimana seandainya sang cewek lebih agresif dibanding cowoknya. Dalam hal ini sang cewek minta berciuman misalkan," katanya, disambut aplaus peserta yang rata-rata kaum hawa tersebut.
3. Pertanyaan itu oleh Yohannes dijawab, sebaiknya sang wanita harus bisa mengendalikan dirinya. Sebab dari sekedar berciuman nantinya bisa menjurus yang lebih dari itu. Menurut dia caranya bisa dengan selalu menyibukkan diri dalam aktivitas yang positif. "Kalau hal itu tidak bisa, cara lain jangan sering bertemu. Kalau cara itu juga belum manjur, sebaiknya, saat bertemu ajak pihak ke tiga," kata dia.
4. Pembicara lainnya, Oktavia dari kalangan remaja berpendapat, pacaran yang oke yaitu yang tidak sampai menjurus ke arah kissing, necking, petting and intercourse (KNPI). Menurutnya bila remaja pacarannya menjurus ke arah sana, yang dirugikan pihak wanita. "Seandainya kita terlanjur hamil, dan cowok kita tidak mau bertanggung jawab, selain merugikan diri sendiri juga membuat aib bagi keluarga," kata dia.
5. Sementara itu, dr Welman mengatakan pacaran yang baik dipandang dari sudut medis adalah pacaran yang tidak saling menyakiti antara pasangannya dan tidak menjurus ke penyakit-penyakit pacaran saat ini seperti KNPI.
6. Sebelum talk show dimulai, peserta dihibur dengan penampilan Kendo Band dari Semarang dan diputarkan film dokumenter opini remaja tentang pacaran oke menurut pendapat para remaja di Kota Semarang hasil kreativitas anak-anak Pilar PKBI.
7. Adapun film bedurasi sekitar sepuluh menit itu mengetengahkan pacaran menurut mereka, apa saja yang dilakukan dalam pacaran, batasan-batasan pacaran seperti apa, serta batasan usia menikah para remaja itu.
aku seorang manusia
pak ulama, knapa semua itu selalu dikaitkan dengan dosa ato enggak seh, bukannya itu sudah tugasnya allah, yang menghitung dan menilai... tapi kenapa ya banyak manusia bodoh yang mencoba melakukan penilaian dan perhitungan yang hanya milik kekuasaan allah itu ???
saya pengen tau hukumnya dari allah untuk orang2 yang mampu mengklaim dosa dan tidak dosa ??? betulkah mereka melakukan karena tidak untuk menguntungkan dirinya sendiri ??? terus apa bedanya sama teroris ya mereka....
bukannya jodoh itu kekuasaan nya allah, berarti yang mempertemukan kedua insan yang beda agama itu juga hanya yang maha kuasa allah kan?? dan kenapa kita manusia berusaha memisahkannya ??? bukannya itu berusaha bermain-main dengan kekuasaan allah ???
saya bingung
maaf sebelumnya, saya bingung membaca rubrik yg ada di sini. saya cuma mau tanya, apa boleh pernikahan antar agama ini diteruskan menurut islam. karena terus terang saya muslim dan suami saya katolik. dan saya tertekan selama hampir 9 th menjalin hub pernikahan ini. karena sebelumnya suami saya sebelumnya mengikuti ajaran agama saya. namun setelah mempunyai anak, ternyata dia ungkapkan kalau ternyata dia tidak bisa mengikuti ajaran2 agama saya. mohon saya mohon ada yg bisa membantu saya. terimakasih.
Cinta Layak Diperjuangkan.....
Menurut saya cinta itu layak diperjuangkan. Tuhan itu cuma satu, cuma cara untuk menggapai tuhan itu ada beberapa keyakinan. saya rasa pernikahan dengan orang yang berbeda agama hanyalah sebuah cara tuhan itu sendiri untuk mempersatukan umatnya. Agar kita saling mengerti masing-masing agama.
Tuhan, God, Allah, Yesus, Kong Khucu, Budha, hyang widi, Gusti Allah... semua tuhan mengapa musti ada surga orang Islam, surga orang Kristiani. padahal Tuhan itu satu. God, jika cinta itu salah dan gak ada surga buat kami (orang2 yg menikah atau akan menikah tapi berbeda agama), akankah neraka hal yang akan kami raih. Masalah anak, setiap orang punya hak asasi untuk menentukan agamanya. Anak hanya mengikuti agama orang tua namun ketika besar seharusnya mereka dapat menentukan agama yang mereka mau, bukan agama yg orang tuanya pilihkan (hanya hal ini masih tabu untuk negara Indonesia).
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang gak open-minded. Sehingga, perkawinan beda agama dianggap perkawinan yang salah, haram dan tidak sah. Kalo ditanya, mungkin gak ada orang yang mau menikah dengan pasangan yg beda agama, tapi sekali lagi cinta. Bukankah cinta memang layak diperjuangkan!!!!
Bila kita melihat, di Indonesia banyak perkawinan yang seagama tapi tetap saja anak2nya kdg malah tidak menjalankan perintah agama. Apa ini dapat di benarkan? Banyak juga orang menikah satu agama tapi ketika dalam mengarungi perkawinan tetap saja ada salah satu pasangan yang tidak menjalankan perintah agama mis: sholat lima waktu. Apa ini tetap dibenarkan? Contoh saja saya.
Saya terlahir dari perkawinan orang tua yang satu agama. Tapi, kenyataan yang saya hadapi orang tua saya, mama menjalankan perintah agama Islam, sholat , puasa ,dll. Tapi, ayah saya yang notabene seharusnya menjadi imam, ia tidak pernah jadi imam. Kalau saya boleh jujur, saya tidak pernah salat berjamaah dengan ayah dan ibu yang lengkap, padahal saya anak tunggal. Saya hanya pernah salat berjamaah dengan salah satu kalau gak papa ama mama.
Apa saya harus mencari seorang ustad hanya untuk merasakan salat berjamaah? Gak kan? Ketika saya kuliah di fakultas hukum saya memandang agama sebagai hak asasi yang setiap orang berhak mempertahankannya bukan mengganti keyakinan hanya untuk menikah. Apa ini yang disukai oleh masyarakat Indonesia. Bukankah ini berarti, agama bisa dipermainkan oleh cinta?
Saya rasa kita musti lebih bijak untuk menghadapi ini semua. Tidak ada yang salah dengan perbedaan. Beda itu indah. Thank.
mohon solusi dan referensi
semua yang ingin saya ungkapkan sudah disampaikan oleh teman-teman diatas... sudah semestinya cinta layak untuk diperjuangkan... apa salahnya jika berbeda... bukankah akan lebih indah jika bisa membangun hidup bersama yang harmonis dalam keberbedaan... yang jadi pertanyaan saya sekarang, adakah yang bisa memberi solusi bagaimana caranya untuk menikah beda agama (karena saya sedang menghadapi problem yang sama)? kemana saya harus pergi? bagaimana caranya? berapa biayanya? mohon bantuan dari teman-teman yang bisa memberikan referensi..
Dari mana anda tahu bikin pusing
Selama niat , tujuan, dan arah kehidupan di tanggung bersama saya yakin menikah beda agama TIDAK MENJADI MASALAH DAN TIDAK BIKIN PUSING. Memang dalam hal berumah tangga selalu ada masalah, tanpa masalah berarti belum bisa menikmati yang namanya hidup. Kalo ada orang yang menganggap menikah beda agama bikin pusing, saya melihat bahwa orang tersebut masih dangkal ilmunya, baik secara formal maupun non formal. Seperti saya sendiri sudah mengalami kawin beda agama sudah menjalani hidup bersama selama 22 tahun, realita kehidupan saya aman aman saja dan tidak bikin pusing, itulah gambaran dari saya. Sementara anak anak rajin beribadah serta istri juga rajin beribadah. Sekarang kehidupan kami sangat sangat harmonis baik lahir maupun batin bersama keluarga kami. Amin.......?
Menikah Menurut Hukum Negara ( Sebuah Cerpen by.Rewo’07)Beberapa anggota keluarga Winda ingin agar Winda menikah menurut Islam dengan Maarten. Namun pria Belanda berusia 50 tahun ini tidak bersedia masuk Islam. "Pada prinsipnya Islam itu tidak ada masalah tapi saya merasa sulit dengan segala macam aturan yang bisa dipaksakan kepada diri saya," jelas penganut Kristen Protestan ini. Winda pun tidak setuju kalau Maarten masuk Islam hanya karena mau menikah dengan dia. "Kulit, agama berbeda. Kita dipertemukan hanya karena cinta. Kalau saya memaksa Maarten untuk masuk Islam hanya karena dia mau menikahi saya berarti saya memaksa dia", ujar Winda. Sebaliknya Maarten juga tidak mengharapkan agar Winda masuk Kristen karena itu merupakan suatu hal yang Winda tidak mau. Akhirnya mereka menikah menurut hukum negara Belanda.
Mendidik Anak dan Peranan KeluargaKarena belum mempunyai anak, Winda belum mempunyai gambaran bagaimana mendidik anak. Namun ia ingin agar anaknya nanti dididik secara Islam. Tapi Maarten berbeda pendapat. "Saya kurang setuju kalau anak-anak sudah dimasukkan ke suatu agama. Saya kira anak-anak harus diberi waktu untuk berpikir dan bisa memilih sendiri," protes Maarten yang menilai agama itu adalah urusan hati.
Menurut Winda, ibarat kapal sebuah keluarga harus memiliki satu nahkoda. Di samping itu peranan komunikasi bagi Winda sangat penting dalam sebuah keluarga. Tapi yang sering berbelanja dan masak Winda juga. Sekali seminggu Maarten juga turut memasak di dapur. Maarten pintar bikin pizza, demikian ujar Winda bangga.

Jika Ia Sebuah Cinta
( Oleh Antonius Ariyanto )

Jika ia sebuah cinta… ia tidak mendengar… namun senantiasa bergetar.
Jika ia sebuah cinta… ia tidak buta namun senantiasa melihat dan merasa.
Jika ia sebuah cinta… ia tidak menyiksa namun senantiasa tidak menguji.
Jika ia sebuah cinta… ia tidak memaksa namun senantiasa berusaha.
Jika ia sebuah cinta… ia tidak cantik namun senantiasa menarik.
Jika ia sebuah cinta… ia tidak datang dengan kata namun senantiasa menghampiri dengan hati.
Jika ia sebuah cinta… ia tidak terucap dengan kata namun senantiasa hadir dengan sinar mata.
Jika ia sebuah cinta… ia tidak hanya berjanji.. namun senantiasa cuba memenangi dan menetapi.
Jika ia sebuah cinta… ia mungkin tidak suci.. namun senantiasa harmoni.
Jika ia sebuah cinta… ia tidak hadir kerana permintaan namun hadir karena ketentuan.
Jika ia sebuah cinta… ia tidak hadir dengan kekayaan dan kebendaan… namun hadir kerana pengorbanan dan kesetiaan.
Jika ia sebuah cinta....tidak ada dusta namun kejujuran dan keterbukaan
Jika ia adalah cinta...tidak mudah putus asa namun selalu berusaha
Jika ia adalah cinta...tidak memaksa namun berusaha untuk menerima
Jika ia adalah cinta...tidak cepat bosan& merasa enggan, namun berjuang untuk mempertahankan
Jika ia adalah cinta...tidak mematikan namun selalu menghidupkan dan menjadi air kehidupan
Jika ia adalah cinta...tidak melihat kurang dan lemahnya serta celanya
Jika ia adalah cinta...ia tidak mempersalahkan perbedaan namun digunakan untuk saling mengisi

Pujangga penuh duka dari lembah Sindoro-Sumbing’07








CINTA


Cinta, kadang kau membuat aku tersenyum.............
Membuat aku bahagia, tertawa tiada tara..................
Hari dan masa aku lalui bersama dengan gembira
Karena kehadiran cinta yang indah
Masa dan waktu aku jalani dengan canda tawa,.....tiada beban ataupun masalah......
Karena cinta yang menguatkan aku.....
Cinta yang memberi aku motifasi dan semangat
Namun karena cinta itu pula...................
Aku harus menangis dan merintih seperti ini...........
Hampa dan berat hari dan masa yang aku lalui...........
Karena dusta dari cinta yang tlah memberi
Entah...........apa yang harus aku lakukan..........
Dadaku sesak.....................
Jiwaku sakit ragaku gemetar tak punya daya dan kekuatan.............
Cinta...............?
Mengapa kau tega dan bisa membuat aku seperti ini ?
Apa salah dan dosaku pada mu
Hingga kau mendustai aku ?
Ku berikan madu, namun kau tuangkan empedu dalam cawan hidupku ?
Aku tidak bisa dan tidak mampu hidup hampa tanpamu..............
Tuhan kuatkanlah jiwa danraga ku ini
Ke dalam tangan Mu serahakan semuanya yang akan terjadi
Hidup, mati dan masa depanku...........
Ampunilah dia ya Tuhan..........












MEREKA TAK MENGERTI

Jika bulan tau hariku berduka...............
Pasti ia tak mau datang dan bersinar
Andai bakung mengerti hatiku sedih dan rintih..............
Ia tak akan berguguran dari relung sukma
Jika bintang paham dadaku sesak dan penuh beban................
Malam ini ia tak mau berkedip di setiap ujung cakrawala
Namun sayang sekali.............
Mereka semua tak mengerti...................
Duka, sedih dan rintih, sesak dalam dada jiwa ragaku ini...........
Beban hidup yang aku sangga........
Cobaan hidup yang kini datang lagi
Entah mengapa ku tak mengerti
Orang yang aku sayang dan aku cinta
Diam seribu bahasa
Bisu dalam tutur kata dan suara
Entah mengapa ku tak tau sebab musababnya..............
Terlalu indah untuk dilupakan
Terlalu sedih untuk aku kenang
Ku tak tau dan mengerti lagi.........
Apa yang harus aku lakukan dan jalani.............
Rintih, sedih, pilu khawatir jadi satu
Akankah kau tinggalkan aku ?
Musafir dari Lembah Sindoro-Sumbing,17 Mei 07

TEMANGGUNG MENANGIS

Dari bumi Persada Temanggung Bersenyum...........
Ku kirim dan ku berikan tulus dan sucinya cinta ini..........
Ku kabarkan rasa kangen dan rindu jiwa raga ini
Melalui hembusan udara malam dingin menembus relung sukma
Dan angin yang berlari tuk membawa kabar dan warta
Nan jauh di sana kau tinggal dan hidup
Di kota Asri kau tinggal dan hidup
Semarang penuh kenangan dalam ingatan
Di lubuk hati yang terdalam ku simpan semua memoryku.....
Walau kini ku tak tau di mana keberadaanmu
Terasa hilang dan jauh meninggalkanku
Benarkah kau kan meninggalkan aku..............???????????
Benarkah kau kan jauh dari hatiku................?????????
Apa salah dan dosa diri ini......................................
Hingga kau buat aku menjadi seperti ini...........
Tersiksa dalam hati dan jiwa........
Terasa pedih karena sembilu yang kau beri
Benarkah tiada maaf bagiku.............
Jika ada salah dan cela yang telah ku buat
Jika ku telah menyakiti perasaan dan hatimu
Hingga ku harus terima dan jalani hidup ini
Hari dan masa ku lalui dan ku lewati di kota yang baru
Terasa hampa dan sedih..............seperti ini
Musafir dari Lembah Sindoro-Sumbing,17 Mei 07